NASIONAL

Harga Sembako Mencekik, Buruh Desak 3 Tuntutan ke Jokowi

Naiknya harga-harga kebutuhan pokok membuat buruh meradang. Buruh, terutama buruh perempuan pun protes dengan mengajukan tiga tuntutannya kepada pemerintahan Jokowi-JK.

Ketiga tuntutan itu adalah, pertama, turunkan harga sembilan bahan pokok (sembako), Bahan Bakar Minyak (BBM), dan Tarif Dasar Listrik (TDL). Untuk itu, pemerintah harus mendorong kedaulatan pangan dan energi.

Kedua, cabut PP 78/2015 yang menyebabkan upah murah – Stop Rencana Penghapusan Upah Sektoral.

Ketiga, stop PHK – Stop TKA Unskilled workers – Ciptakan Lapangan Pekerjaan yang Layak.

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal, menyampaikan buruh perempuan yang berada di bawah naungan organisasinya menyuarakan keperihan dan kesulitan hidup dikarenakan kenaikan harga-harga itu.

Menurut Said Iqbal, buruh perempuan adalah pihak yang paling merasakan dampak dari adanya kenaikan harga tersebut. Selain pekerja, mereka juga merupakan ibu rumah tangga. Sehingga paling mengetahui sulitnya mengatur uang belanja disaat harga-harga naik.

“Kenaikan upah dibatasi dengan PP 78/2015 tentang Pengupahan, sementara harga-harga kebutuhan terus mengalami kenaikan. Akibatnya daya beli buruh semakin berkurang,” tutur Said Iqbal, Jumat (27/07/2018).

Said Iqbal yang  Prejugasiden Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) ini melanjutkan, ketiga tuntutan buruh perempuan itu, secara garis besar sama dengan tuntutan yang diusung oleh buruh dalam aksi May Day 2018  lalu.

Saat itu, para buruh mengusung TRITURA, yang mecakup turunkan harga barang, akhiri upah murah, dan tolak TKA China Uskilled Workers (ciptakan lapangan kerja untuk rakyat Indonesia).

“Sayangnya, apa yang menjadi tuntutan buruh pada 1 Mei lalu tidak ditindaklanjuti oleh pemerintah. Malahan beberapa hari terakhir ini kita menyaksikan harga-harga terus mengalami kenaikan,” pungkasnya.

Terpisah, Ketua Komite Perempuan KSPI Pipin Supinah mengatakan, sudah menjadi keharusan untuk para buruh perempuan melakukan aksi untuk menyuarakan kegelisahan yang mereka rasakan akibat kenaikan harga-harga barang.

“Sudah banyak keluhan yang disampaikan oleh perempuan terutama ibu rumah tangga baik di tempat kerja, di jalanan, di pasar, terkait dengan kenaikan harga harga kebutuhan pokok, TDL, BBM,” ujar Pipin. “Belum lagi untuk tahun ini biaya sekolah pun ikut melambung tinggi,” tambahnya.

Karena itu, dia berharap pemerintah mau mendengarkan aspirasi perempuan yang disampaikan. dalam aksi ini.(JR)

redaksi

Recent Posts

Diskusi Perjuangan Hak Masyarakat Adat; Pendeta, Gereja dan Tokoh-Tokoh Agama Perlu Didemo Jika Tak Menyuarakan Penderitaan Masyarakat Adat

Tokoh-tokoh agama, tokoh-tokoh masyarakat, pendeta, bahkan gereja disebut sebagai bagian dari pihak-pihak yang tidak perduli…

2 hari ago

Anggiat Gabe Sinaga, S.H., Dari Pejuang Advokasi Rakyat, Kini Jadi Penyelenggara Pemilu

Anggiat Gabe Sinaga, SH., kini menjadi Penyelenggara Pemilu sebagai Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Daerah…

2 hari ago

Biksu Datangi Persidangan Kasus Pidana di Pengadilan Jakarta Utara, Ada Apa?

Seorang pria berkepala plontos dengan mengenakan jubah berwarna kuning, tampak mendatangi Gedung Pengadilan Negeri Jakarta…

1 minggu ago

Tak Mempan Jalur ‘Soft’, Banthe Bodhi Setuju ‘Main Keras’ Untuk Hentikan Sepak Terjang Biksuni Eva alias Suhu Vira Vasu dan ‘Biksu Liar’ Lainnya

Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Agama (Kemenag) yakni via Dirjen Bimas Agama Buddha, didesak untuk…

2 minggu ago

Tidak Ditahan dan Tak Ada DPO, Para Terdakwa Bersama Biksuni Eva Diduga Ada ‘Main’ Dimulai Dengan Oknum Polisi

Oknum penyidik kepolisian dari Dirreskrimum Polda Metro Jaya diduga telah melakukan kebohongan, dan dugaan permainan…

2 minggu ago

Terlibat Kasus Pidana, Banthe Bodhi Desak Biksuni Eva alias Suhu Vira Segera Dipecat dan Ditahan

Keterlibatan seorang rohaniawan atau biarawati Buddhis bernama Biksuni Eva Jauwan alias Suhu Vira dalam kasus…

2 minggu ago