Setelah mengangkat dan mengungkapkan adanya kekerasan seksual dan skandal seksnya dengan bekas Wakil Perdana Menteri China Zhang Gaoli, petenis Peng Shuai dikabarkan menghilang.
Diketahui Peng Shuai merupakan juara turnamen Roland Garros bersama Su Wei Hsieh tahun 2014 silam.
Namun setelah kejadian tersebut, juara ganda putri Prancis Terbuka itu dilaporkan menghilang. Keberadaannya tidak diketahui setelah mengunggah di Weibo.
Peng Shuai mengungkapkan bahwa Bekas Wakil Perdana Menteri China, Zhang Gaoli yang memaksanya berhubungan intim.
Namun sayangnya setelah mengunggah hal tersebut dan mendapat reaksi dari netizen, statusnya di Weibo dengan cepat dihapus bersamaan bersama semua konten terbarunya.
Bahkan kata kunci yang menghubungkan tennis ‘wangqiu’ langsung disensor pihak Weibo.
Skandal kali ini diyakini menjadi yang pertama melibatkan Petinggi Partai Komunis China.
Meskipun sebelumnya banyak Pejabat Komunis Tiongkok yang terkena skandal serupa.
Disebutkan bahwa, Zhang Gaoli yang saat ini berusia 75 tahun, memiliki selisih umur 40 tahun dari Peng Shuai yang berusia 35 tahun.
Zhang Gaoli adalah mantan Wakil Perdana Menteri China dan menjabat sebagai salah seorang dari tujuh anggota Komite Politbiro Partai Komunis China, yang saat ini paling berkuasa di Negeri Tirai Bambu itu.
Peng Shuai membuat pernyataan mengejutkan bahwa dia dan Zhang Gaoli, yang merupakan mantan Wakil PM China dan yang sudah menikah itu, terlibat perselingkuhan sejak 2011 ketika mereka bertemu di Tianjin.
Peng Shuai secara detail menjelaskan bagaimana dirinya tidur dengan Zhang Gaoli sekali di tahun tersebut. Dan mungkin untuk kedua kalinya sebelum Zhang Gaoli dipromosikan dan memutuskan semua hubungan dengannya.
Zhang Gaoli diduga ingin kembali ‘menghidupkan kembali’ hubungan dengan Peng Shuai pada tahun 2018, setelah pensiun dari politik.
Dan mengundang Peng Shuai untuk makan malam dengan istrinya, dan menekan bintang tenis tersebut untuk melakukan hubungan intim.
Peng Shuai mengklaim sempat menangis dan menolak kemauan Zhang Gaoli, sebelum akhirnya menyerah dan terjebak dalam hubungan yang tidak menyenangkan selama tiga tahun.
Dalam unggahannya, wanita berusia 35 tahun tersebut mengakui tidak ada bukti bahwa peristiwa itu terjadi, lantaran Zhang Gaoli memastikan hal itu tetap menjadi rahasia.
Meski begitu, Peng Shuai mengakhiri unggahannya dengan pernyataan: “Anda bilang tidak takut, tetapi seperti telur yang dilemparkan ke batu, ngengat ke api untuk membinasakan diri, saya akan mengatakan kebenarannya kepada Anda,” ungkapnya, seperti dilansir Mirror UK, Sabtu, 13 November 2021.
Unggahan di Weibo tersebut langsung menghilang sekitar 20 menit setelah diunggah, karena situs tersebut dipantau dengan ketat oleh Pemerintah Komunis China.
Tidak hanya itu, profil Peng Shuai juga sempat dinonaktifkan, dan tidak muncul ketika dicari.
Komentar di akunnya juga masih dinonaktifkan, dan tulisan baik tentang Peng Shuai ataupun Zhang Gaoli akan menyebabkan tulisan ‘pesan eror’ muncul.
Sementara itu, dalam konferensi pers pada 3 November 2021, juru bicara Kementerian Luar Negeri Beijing menolak untuk mengakui tudingan tersebut.
“Saya belum pernah mendengarnya, dan ini bukan pertanyaan diplomatik,” katanya.
Kabar lain juga mengatakan bahwa sosok Peng Shuai juga menghilang setelah unggahannya menjadi viral, seperti dikabarkan London News Times.
Pada 3 November, Peng Shui mengunggah tulisan di laman media sosial Weibo yang menyebut Zhang Gaoli, mantan Wakil Perdana Menteri China memaksanya berhubungan intim.
“Mengapa Anda harus kembali kepada saya, membawa saya ke rumah Anda untuk memaksa saya berhubungan seks dengan Anda? Ya, saya tidak punya bukti, dan tidak mungkin memiliki bukti,” tulis Peng Shuai.
Menurut Peng Shuai, dirinya seperti kehilangan arah dan gairah hidup setelah dipaksa berhubungan seks oleh Zhang Gaoli.
“Saya tidak bisa menggambarkan betapa jijiknya saya, dan berapa kali saya bertanya pada diri sendiri apakah saya masih manusia? Saya merasa seperti mayat yang berjalan. Setiap hari saya berakting, siapa saya yang sebenarnya?” lanjutnya.
Walau unggahan tersebut telah dihapus, tangkapan layar unggahan Peng Shuai terus menerus dibagikan via obrolan di WeChat pribadi dan melalui iMessage.
Internet China yang sensitif terkait kehidupan para petinggi langsung membuat Peng Shuai dibombardir soal bukti dari pernyataannya dalam status Weibo.
Selain itu, pihak agensi olahraga Peng Shuai tak bisa melakukan apa pun kecuali memilih diam.
Hal itu juga dilakukan Kantor Informasi Dewan Negara China yang bungkam ketika dimintai klarifikasi soal unggahan Peng Shuai.***