Tito Bilang Sulit Menangkap Teroris Santoso, Karena Faktor Alam

Tito Bilang Sulit Menangkap Teroris Santoso, Karena Faktor Alam

- in NASIONAL
401
0
Kelompok Teroris Santoso Bersembunyi di Hutan Yang Sangat Lebat.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Tito Karnavian mengungkapakan kesulitan yang dialami satgas Tinombala dalam perburuan teroris di Poso, Sulawesi Tengah.

Meski posisi tempat persembunyian dari kelompok Santoso sudah diketahui namun banyaknya rintangan melambatkan langkah aparat untuk dapat menangkap Santoso Cs.

“Ini lagi dilakukan operasi menangkap, tapi mereka kan di hutan bergunung-gunung, jadi ibarat mencari jarum dalam tumpukan jerami. Ini problemnya medan saja,” jelas Tito di KemenPAN RB, Senin (4/4/2016).

Dia mengungkapkan, medan terberat di Indonesia itu satu di Papua dan kedua ya di Poso. “Hutan terlebatnya di sana. Saya pernah di Aceh. Di Aceh itu kalah lebatnya hutannya dengan ada yang di Poso. Hutannya lebat sekali, rapat sekali wilayahnya gunung-gunung luas sekali. Ditaruh 10 ribu orang di sana juga nggak bisa nutup itu. Jadi problemanya adalah masalah medan,” ujar mantan Kapolda Metrojaya ini.

Kekuatan dari Kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) ini diduga semakin semakin melemah. Dalam dua bulan terakhir  aparat gabungan sudah berhasil menangkap kurang lebih 10 anak buah Santoso.

“Perkembangan terakhir, kelompok Santoso sudah melemah dalam waktu dua bulan ini lebih dari 10 orang sudah tertangkap baik yang hidup maupun yang meninggal dalam kontak tembak,” jelas Tito.

Tito menambahkan, Kelompok Santoso sudah semakin terjepit dan terpecah menjadi dua kelompok. Satgas Tinombala saat ini masih terus melakukan pengepungan untuk mempersempit ruang gerak Kelompok Santoso.

“Masih di wilayah sekitar Poso dan Napu. Ada 3.000 orang dari TNI dan Polri, dan mereka sekarang sudah melakukan pengepungan di daerah itu. Dan medannya memang berat di sana,” jelas dia.

Selain itu, Tito mengatakan, sudah melakukan koordinasi dengan aparat gabungan di Poso terkait dengan perburuan Santoso.

“Saya baru kembali pagi ini dari sana. Memang saya sudah berdiskusi dengan seluruh aparat polisi dan TNI di sana, saya kira ini tinggal menunggu waktu saja karena posisi sudah terdesak, logistik sebenarnya sudah habis, senjata mereka juga sisa 6 saja,” tutur Tito.

Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah Brigadir Jenderal Rudy Sufahriadi mengatakan, selain Santoso dan 27 pengikutnya, yang diantaranya ada tiga orang wanita yang dimasukkan kedalam Daftar Pencarian Orang Teroris di Poso.

Salah satu dari Ketiga wanita tersebut merupakan istri dari Santoso dan 2 wanita lainnya merupakan Istri dari anggota Mujahidin Indonesia Timur tersebut.

“Berdasarkan keterangan tersangka MAQ alias Brother, bahwa istri Santoso dan 2 akhwat lainnya itu ada di hutan-hutan di Gunung Biru,” kata salah satu anggota Satgas Tinombala yang tak mau disebutkan namanya, Senin (4/4/2016).

Ketiga wanita tersebut juga ikut berperang membatu para suaminya di atas Gunung Biru, Kecamatan Tangkura, Kabupaten Poso itu. Kapolda Suteng juga menguatkan pernyataan tersebut dan sudah memasukkannya ke DPO.

“Ketiga akhwat tersebut sudah masuk dalam daftar DPO yang telah kami rilis,” ujar Rudy.(Tornando)

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You may also like

IPW: Jangan Bertindak Biadab Kepada Rakyat, Hentikan Kekerasan Terhadap Warga di Pulau Rempang dan Pulau Galang

Indonesia Police Watch (IPW) menyerukan kepada Pemerintah, khususnya