JAKARTA – Rencana pembangunan pelabuhan penyeberangan Tanjung Api-Api di Banyuasin, Sumatera Selatan (Sumsel) tengah menjadi sorotan pegiat anti korupsi. Pasalnya, proyek ini ditentukan dengan metode harga terendah sistem gugur justru dimenangkan harga tertinggi.
Proyek negara dipatok dengan pagu Rp 90 miliar diketahui dimenangkan PT AAS dengan harga Rp 84 miliar. Dikutip dari LPSE, ada sejumlah peserta lelang yang jauh lebih rendah dengan nilai penawaran sebesar Rp 64 miliar.
Menyoroti dugaan kecurangan yang terjadi, Koalisi Aksi Mahasiswa Pemeberantas Korupsi (KAMPAK) melakukan unjuk rasa di depan gedung merah putih tempat KPK berkantor. Dalam tuntutannya, puluhan demonstran menginginkan KPK segera mencegah rencana dugaan korupsi tersebut.
“Pembangunan pelabuhan Tanjung api-api ini proyek multiyears Kemenhub. KPK harus segera menangkap mafia tender yang ada di Kemenhub,” kata Kordinator demonstran, Martin S dalam orasinya, Jumat (30/10/2021).
Martin mengungkapkan lagi, pihaknya menemukan adanya permainan tender proyek yang diduga dimainkan oleh pihak dari Kemenhub, berupa tender proyek yang dimenangkan lebih tinggi dari harga sebenarnya, yakni dengan selisih hampir Rp 20 miliar.
“Kami mendukung KPK di bawah kepimpinan Firli agar segera turun tangan mengawal dan segera menghentikan rencana itu,” ujarnya.
Pelabuhan Tanjung Api-Api seperti diketahui semulanya direncanakan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), namun telah dicabut oleh Dewan Nasional KEK.
Pelabuhan internasional yang menghubungkan Provinsi Sumatera Selatan dan Bangka Belitung dalam tanggung jawab pengelolaan Balai Pengelolaan Transportasi Darat (BPTD) Wilayah VI.(Richard)