Terhitung sudah dua minggu, yakni sejak Selasa, 22 November 2022, wilayah Simpang Gambus, Lubuk Cuik, dan Desa Sukarame sekitarnya, yang berada di Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara (Sumut), terendam banjir bandang, tanpa perhatian dan kepedulian.
Masyarakat korban banjir itu menjerit dan sangat butuh bantuan, seperti pakaian, makanan, obat-obatan dan tempat berteduh.
Salah seorang warga asal Simpang Gambus, Lubuk Cuik, dan Desa Sukarame sekitarnya di perantauan Jakarta, Eprina Manurung, mengungkapkan kesedihan dan minimnya perhatian serta bantuan kepada warga korban banjir yang sudah dua minggu terendam air setinggi hampir satu meter itu.
“Dari sejak Selasa 22 November 2022 sampai sekarang, masih terendam air tinggi. Itu kampung saya,” tutur Eprina Manurung, kepada wartawan, di Jakarta, Minggu malam (04/12/2022).
Dia mengatakan, video-video dan foto-foto serta kondisi masyarakat korban banjir di Kabupaten Batu Bara itu sudah banyak beredar di media sosial. Namun, kepedulian dan uluran tangan untuk membantu masyarakat korban, sangat minim.
“Sekolah sudah liburkan. Ladang dan persawahan tergenang. Panen sudah gagal. Rumah-rumah penduduk masih tergenang air hampir satu meter. Ini sudah dua minggu berlangsung, sampai sekarang,” tutur Eprina Manurung.
Dalam sebuah video yang direkam warga di lokasi, tampak air keruh menyapu dan menggenangi perkampungan dan permukiman warga.
Seorang pria berpakaian TNI, yang disebut bernama Erwin Panjaitan dari Babinsa, tampak turun membantu warga yang terendam air. Tinggi air sekitar sepinggang orang dewasa.
“Masyarakat butuh bantuan di sana. Kami berharap semua pihak, yang terketuk hatinya kiranya mau menolong warga dan masyarakat kita di sana,” tandas Eprina Manurung.
Diberitakan oleh sejumlah media online, air luapan dari Perkebunan Tanah Itam Ulu, Desa Tanah Itam Ilir, yang berhulu dari Desa Simpang Gambus, mengakibatkan puluhan rumah tergenang banjir di Dusun I, Desa Lubuk Cuik, Kecamatan Lima Puluh Pesisir, Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara, sejak Selasa malam (22/11/2022).
Salah seorang warga, Pak Surat, yang merupakan korban dampak banjir, menyampaikan, rumahnya terendam air setinggi sekira 120 Cm.
“Air datang tadi malam, Selasa malam sekira jam 22.00.WIB,” tutur Pak Surat.
Sempat hadir melakukan peninjauan Camat Lima Puluh Pesisir, Rojali, dan PJ Kades Lubuk Cuik, Hamidah, serta Babinsa Serda Erwinsyah Panjaitan, dalam upaya monitor dan penanganan banjir tersebut.
Diketahui rumah yang terdampak banjir saat ini yang telah terdata oleh pihak Pengurus Desa ada sebanyak 38 KK. Dan besar kemungkinan jumlah tersebut masih akan terus bertambah sebab banjirnya belum juga surut.
Untuk mengurangi ketinggian debit air, warga telah melakukan penggalian parit yang berdekatan dengan rumah penduduk, dengan cara mengalihkan aliran air yang masuk ke pemukiman.
Warga berharap, pihak Perkebunan Tanah Itam Ulu, Desa Tanah Itam Ilir, dan terutama Pemerintah, memberikan solusi serta bertanggung jawab. Dikarenakan, hektaran lahan pertanian cabai yang ditanam, terancam mati akibat terendam banjir.(RED)