Orang-orang Batak yang berdomisili di Jakarta dan tergabung dalam Ikatan Batak Indonesia Raya (IBARA) akan menggelar deklarasi dukungan untuk memenangkan pasangan calon yang santun dan merakyat pada putaran kedua Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017.
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Batak Indonesia Raya (IBARA) David Pakpahan menyampaikan, pembentukan opini yang menyesatkan dengan menyebut orang-orang Batak di Jakarta akan mendukung pasangan calon berdasarkan agama harus dilawan.
“Kata siapa orang-orang Batak di Jakarta memilih karena urusan agama? Itu pemikiran yang cetek dan malah merusak eksistensi orang-orang Batak yang terkenal rasional, cerdas dan berpolitik berdasarkan ukuran obyektif serta mengedepankan nalar sehat. Opini bahwa orang-orang Batak memilih calon berdasarkan yang seagama dalam Pilgub Jakarta adalah sesat,” tutur David Pakpahan, Rabu (22/03/2017).
Pakpahan mengatakan, menjaga komunitas yang beragam agar tetap harmonis dan berdinamika secara sehat di Pilgub Jakarta adalah juga tanggung jawab orang-orang Batak yang ada di Jakarta. Karena itu, dalam waktu dekat, lanjut dia, IBARA akan deklarasi dukungan dari orang-orang Batak se-Jakarta Raya untuk pasangan calon (paslon) Gubernur yang dikenal santun dan merakyat yakni pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
“Kita sedang persiapkan. Dukungan kita di putaran kedua ini adalah calon yang tidak memainkan isu SARA. Kita menolak isu SARA, dan kita mengedepankan pilihan rasional, calon yang santun, yang merakyat, yang mampu menjaga keberagaman dan keberlangsungan pemerintahan dengan baik, kita dukung full paslon nomor 3,” ujar David Pakpahan.
Menurut dia, di Jakarta, komunitas orang Batak sangat besar, bisa mencapai 7 persen penduduk Ibukota. Dengan pemilih yang rasional seperti kebanyakan orang Batak, lanjut David, Jakarta sebagai barometer Indonesia akan dinamis, dan penuh keakraban sebagai sesama anak bangsa.
Di IBARA, lanjut dia, pihaknya tidak mempersoalkan perbedaan agama, perbedaan warna kulit, perbedaan ras. Sebagai wujud tanggung jawab moral sebagai anak bangsa Indonesia, IBARA hadir menunjukkan bahwa orang-orang berpikiran sempit dan orang-orang yang hendak menguasai Indonesia dengan cara-cara tak beradab, yang menghalalkan segala cara harus dihentikan.
“Kita ini sesama anak bangsa, harus menjaga keutuhan Indonesia. Jangan pula persoalan agama yang dijadikan pemicu untuk membuat hubungan sosial dan pemerintahan retak, dan mungkin bisa hancur berkeping-keping. Berbeda pilihan politik ya biasa saja, tetapi dalam kerangka Kebhinnekaan dan Nasionalisme Indonesia. Terlalu bodoh rasanya, jika saya memperturutkan nafsu keagamaan pribadi saya dipergunakan untuk persoalan pemilihan Gubernur. Gubernur yang mengijinkan hal-hal seperti itu tidak cocok untuk dipilih,” papar David.
Karena itu, David pun mengajak seluruh warga Jakarta, terkhusus orang-orang Batak, untuk memilih paslon yang menjaga kesantunan, menjaga kedekatan dengan seluruh rakyat, menjaga pemerintahan yang bersih dari perbuatan-perbuatan memecah belah.
“Sejauh ini, paslon nomor 3 yakni Bang Anies dan Bang Sandi selalu menjaga kedekatannya dengan baik kepada semua golongan, menjaga pluralisme, menjaga sopan santun. Itu yang selama ini sudah hilang banyak dari warga Jakarta. Kita harus kembalikan itu, supaya ke depan bekerja jadi tenang, bermasyarakat juga akrab, jika kita semua solid, pastilah semua penjahat korupsi dan semua pekerjaan-pekerjaan pemerintahan bisa kita kontrol sebaik-baiknya kok,” ujarnya.
Wakil Ketua Umum DPP IBARA Agustinus Nainggolan menambahkan, cara-cara penolakan yang kasar dan brutal terhadap orang berbeda agama sudah tidak jamannya lagi.
“Tidak bisa hanya sebagai pelampiasan nafsu konflik semata dalam mengurus Jakarta. Sudah enggak jamanlah main-main isu agama untuk memilih Gubernur. Orang-orang Batak di Jakarta ada yang Kristen, ada yang Islam, ada yang agama lain, biasa aja. Kita tetap bersaudara. Buatlah bahagia dan gembira masyarakat Jakarta ini, supaya tenang menjalani hari-hari ke depan,” ujar Agustinus.
Aktivis Senior Pius Lustrilanang mendukung upaya kaum muda Batak di Jakarta yang mengedepankan pluralisme dan keberadaban dalam berpolitik.
Pria yang kini juga aktif sebagai politisi Partai Gerindra, berharap pemenangan pasangan calon nomor 3 dimotori juga orang-orang muda yang berpolitik secara sehat, rasional dan tidak terjebak pada sentimen-sentimen SARA.
“Bagus juga IBARA. Orang-orang muda yang mempelopori perpolitikan Jakarta yang tidak terjebak pada urusan SARA-SARA-an. Kiranya tetap komit dan maju terus untuk Indonesia Raya yang lebih baik lagi,” ujar Pius.(JR)