Ole Gunnar Solskjaer didepak dari kursi jabatan manajer Manchester United. The Baby-Faced Assassin, julukan Ole Gunnar Solskjaer, diklaim hanya menjadi korban sepak bola modern. Solskjaer resmi dipecat MU, Minggu (21/11/2021).
Pelatih asal Norwegia itu ditendang dari Old Trafford sehari setelah timnya tumbang 1-4 dari Watford di Liga Inggris.
Hasil buruk melawan Watford menjadi kekalahan kelima MU dalam tujuh pertandingan terakhir di liga.
Harry Maguire dkk pun jeblos ke urutan delapan klasemen sementara Premier League dengan 17 poin, tertinggal 12 angka dari Chelsea selaku pemuncak klasemen.
Manchester United menunjuk Michael Carrick sebagai manajer interim menggantikan Ole Gunnar Solskjaer.
Setan Merah, julukan Manchester United, di satu sisi juga sedang mencari juru latih baru yang dapat dikontrak permanen.
Pemecatan Solskjaer dari kursi manajer MU mendapat tanggapan dari Nilton Terroso. Pria yang pernah menjadi asisten Solskjaer di Cardiff City pada 2014 itu mengklaim apa yang dialami The Baby-Faced Assassin adalah bagian dari sepakbola modern.
“Ini adalah cara untuk memimpin pemain dan memahami mereka. Saat ini, dengan media sosial, teknologi, bisnis, serta uang, sepakbola benar-benar berbeda ketimbang zaman saya,” ujar Nilton Terroso, seperti dilansir Daily Star.
Terroso mengatakan, dunia sepak bola saat ini sudah banyak berubah. Sikap otoriter sudah tidak berlaku di era sepak bola modern ini.
“Jadi saya belajar banyak darinya untuk memimpin dalam aspek itu. Anda tidak bisa otoriter seperti dulu. Saat ini, para pemain memiliki lebih banyak kekuatan,” sambungnya terkait pemecatan Ole Gunnar Solskjaer.***