Tantangan yang tidak mudah, terutama dalam pengejaran para terorisme membutuhkan kesolidan yang kuat di tubuh Kepolisian Republik Indonesia.
Penunjukan Komisaris Jenderal Polisi Suhardi Alius sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dianggap sebagai bagian membangun kekuatan Polri bagi para Perwira Muda di institusi Bhayangkara itu.
Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane menyampaikan, sepeninggal Tito Karnavian dari Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), posisi itu langsung diberikan kepada Komjen Suhardi Alius.
Menurut Neta, masuknya Suhardi ke BNPT menunjukkan gerbong Kapolri baru Jenderal Tito Karnavian mulai bergerak, meski Tito baru beberapa hari menjadi pimpinan Kepolisian.
“Suhardi adalah angkatan muda di Polri. Lulusan Akpol 85 ini memang belum pernah bertugas di Densus 88 Anti Teror. Tapi Suhardi pernah menjabat sebagai Kabareskrim dan dia tersingkir menjadi Sekretaris Utama Lemhanas pasca konflik KPK-Polri,” ujar Neta, di Jakarta, Rabu (20/07/2016).
Menurut dia, dengan tampilnya Suhardi sebagai Kepala BNPT, maka bintang Suhardi kembali bersinar. Namun, tantangan Suhardi di BNPT tergolong berat, terutama dengan tewasnya tokoh teroris Santoso di Poso.
“Bukan mustahil akan ada serangan balasan dari para teroris. Antisipasi serangan inilah yang harus dilakukan dengan maksimal oleh BNPT,” ujar Neta.
Dengan bergesernya Suhardi, lanjut dia, terlihat komposisi “kabinet” Tito Karnavian di Polri sepertinya akan mengandalkan duet Akpol 87 dan 85.
“Tak heran jika berkembang kabar bahwa calon kuat yang akan menggantikan Wakapolri Komjen Budi Gunawan adalah Komjen Syafruddin. Syafruddin adalah Akpol 85 yang kini menjabat Kalemdikpol. Meskipun “kelompok Solo” menjagokan Wakaba Intelkam Irjen Lufthi sebagai Wakapolri, tapi tampaknya usul ini akan ditolak, dengan alasan Wakapolri harus dijabat perwira berpangkat Komjen senior,” ungkap Neta.
Pergeseran di tubuh Polri ini , kata Neta, juga membuat Budi Gunawan akan mendapat pangkat Jenderal, dengan posisinya sebagai Kepala BIN.
“Budi sendiri sudah empat kali dipanggil Presiden Jokowi, sepertinya pergantian posisi Wakapolri ini akan bersamaan dengan pergantian 16 menteri pada reshuffle tahap dua, yang akan berlangsung akhir Juli ini,” pungkas Neta.
Terkait ditunjuknya Sekretaris Utama Lembaga Ketahanan Nasional Komisaris Jenderal Suhardi Alius menjadi Kepala Badan Nasional Penanggulan Terorisme (BNPT), Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian menyampaikan, nama mantan Kabareskrim itu direkomendasikan menjadi Kepala BNPT dengan alasan kapabilitas. Tito menilai Suhardi memiliki kemampuan manajerial yang baik.
“(Karena) cerdas, ranking di semua level pendidikan mulai Akpol, PTIK, Sespim Lemhannas,” ujar Tito.
Menurut Tito, Suhardi juga memiliki jaringan luas termasuk ke ormas Islam. “(Suhardi) pandai bergaul, good leadership, good managerial skill, paham tentang terorisme baik saat Koorspri (Koordinator Asisten Pribadi Kapolri), Kabareskrim maupun saat Lemhannas dengna saya tahun 2011 yang topiknya tentang penanganan terorisme beliau ranking 2,” ujar Mantan Kepala BNPT itu.
Suhardi akan mengisi kekosongan jabatan tersebut karena pejabat sebelumnya Komisaris Jenderal (kini Jenderal) Tito Karnavian dilantik menjadi Kapolri.
Sedangkan menurut Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan, alasan penunjukan Suhardi dikarenakan dia yang terbaik untuk posisi itu.
“Itu mungkin yang terbaik oleh polisi, Polri,” kata Luhut di Istana Negara, Jl Veteran, Jakarta Pusat, Selasa (19/7/2016).(JR)