Politisi PDIP yang juga anggota Komisi III DPR Arteria Dahlan bikin geger lagi Kejaksaan Agung.
Anggota Fraksi Partai Banteng itu menyebut ada Curriculum Vitae (CV) para calon Jaksa Agung yang baru beredar di Sekretariat Negara (Setneg). CV itu disebutnya untuk menggantikan Jaksa Agung Republik Indonesia Dr Sanitiar Burhanuddin, yang saat ini menjabat.
Menanggapi hal itu, Ketua Komisi III DPR, Herman Hery membantah adanya pembahasan mengenai calon pengganti Burhanuddin di Komisi III DPR.
“Pergantian Jaksa Agung atau anggota kabinet kan hak prerogatif Presiden. Tidak elok kalau DPR ikut-ikut berkomentar,” tutur Herman Hery, Jumat (02/10/2020).
Sejauh ini, menurut Herman Hery yang juga sesama politisi partai banteng itu, Arteria Dahlan juga tidak menyampaikan hal itu di internal mereka.
Sebagai boss Komisi III DPR, Herman Hery menyatakan tidak ada pembahasan mengenai rencana pergantian Jaksa Agung Republik Indonesia Dr Sanitiar Burhamuddin di Komisinya.
“Tidak ada. Dan kami tidak dengar. Tanya ke Pak Arteria aja,” ujar Herman Hery.
Dia juga memastikan, tidak ada pembahasan soal itu di Partai PDIP.
“Itu kebebasan anggota. Itu pendapat yang bersangkutan secara pribadi, tidak mewakili Komisi III maupun PDIP,” tandas Herman Hery.
Sementara itu, mantan Wakil Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) dari PDIP Junimart Girsang mengingatkan Arteria Dahlan untuk tidak membangun opini yang kurang baik.
Junimart Girsang yang juga anggota Komisi III DPR dari Fraksi PDIP itu mengatakan, Arteria Dahlan harusnya jeli dan cerdas dalam membahas sebuah topik.
“Menurut saya, tidak pada tempatnya kita berwacana tentang hak-hak prerogatif Presiden. Kabinet, termasuk Kapolri, Jaksa Agung, itu mutlak kewenangan Presiden. Sebaiknya sebagai Wakil Rakyat kita harus cerdas dan santun dalam memberikan statement,” ujar Junimart Girsang.
Girsang menduga, pernyataan yang dilontarkan Arteria Dahlan itu justru memiliki misi pribadi.
“Saya berpendat, statement tersebut punya misi “khusus”. Tak ada nilainya. Pertanyaan saya, ada apa di balik statement tersebut?” imbuhnya.
Junimart Girsang mèngingatkan, sebaiknya, sebagai anggota DPR, Arteria Dahlan turut membantu mengatasi persoalan pelik yang dihadapi masyarakat Indonesia di masa pandemi Covid-19 ini.
“Kita konsentrasi saja membantu pemerintah dalam menghadapi pandemi ini. Berikan tambahan solusi kepada pemerintah, bagaimana cara mengurangi penularan covid-19 ini. Wakil Rakyat konsentrasi di sini saja dulu,” ujarnya.
Bahkan Junimart Girsang memastikan, CV yang beredar seperti yang disebut Arteria Dahlan itu omong kosong belaka alias tidak ada.
“Tidak perlu bikin gonjang-ganjing. Saya yakini tidak ada CV calon Jaksa Agung yang beredar di Sekneg. Sebagai mitra kerja, saya sudah cross check langsung ke Sekneg. Tidak ada,” tandas Junimart Girsang.
Sebelumnya, anggota Komisi III F-PDIP Arteria Dahlan meminta kepolisian berhati-hati dalam mengungkap kasus kebakaran gedung Kejaksaan Agung. Arteria menyebut CV pengganti Jaksa Agung Sanitiar Burhanuddin sudah beredar di Sekretariat Negara (Setneg) buntut perkara ini.
Hal itu disampaikan Arteria dalam rapat Komisi III bersama Kapolri, Rabu (30/09/2020). Arteria menegaskan Polri perlu cermat dalam penanganan kasus kebakaran ini.
“Kebakaran Kejaksaan Agung, saya mohon betul Polri hati-hati bersikap dan ber-statement. ‘Ini tidak terbakar, tapi dibakar’. Siapa pembakarnya, Pak? Ini isu sensitif. Makanya saya mohon kepada Ketua Tim itu juga bisa lebih hati-hati lagi dan cermat,” kata Arteria.
Arteria khawatir ada yang menunggangi kasus kebakaran gedung utama Kejagung ini. Bahkan, menurutnya, CV pengganti Jaksa Agung saat ini sudah beredar di Setneg.
“Saya minta betul. Jangan sampai kejadian ini ditunggangi. Sekarang ini CV-nya calon Jaksa Agung yang mau gantiin Jaksa Agung sudah beredar di Setneg, Pak, hanya karena isu-isu yang seperti itu, Pak,” ungkap Arteria.
Kapolri Jenderal Idham Azis, yang hadir secara virtual, tak menjawab secara gamblang soal isu yang dilemparkan Arteria. Idham hanya mengatakan kasus kebakaran itu dipercayakannya kepada Bareskrim Polri.
“Tentang masalah penanganan Djoko Tjandra, penanganan kebakaran, saya menyerahkan sepenuhnya kepada Bapak Kabareskrim untuk tegak lurus. Ini bukan masalah tentang Idham, ini masalah tentang institusi,” ujar Idham.
“Jadi institusi ini kita boleh datang dari mana saja, dan kita juga boleh pergi dari mana saja, tapi ketika kita bicara institusi, seluruh 440 ribu polisi ini wajib menjaga panji-panji Tribata, itu komitmen saya, Pak,” ujarnya.(JR)