Rilis Video Lagi, Tiga Tawanan Separatis Abu Sayyaf Dipaksa Minta Uang ke Pemerintah

Rilis Video Lagi, Tiga Tawanan Separatis Abu Sayyaf Dipaksa Minta Uang ke Pemerintah

- in DUNIA
601
0
Separatis memaksa tawanannya untuk meminta uang tebusan kepada pemerintah, kalau tidak, maka pada 13 Juni 2016 tawanan akan dipenggal kepalanya.

Sebuah video kembali dirilis oleh Kelompok Separatis Abu Sayyaf di Filipina Selatan. Kali ini, video memperlihatkan tiga orang tawanan yang berbicara meminta pertolongan kepada pemerintah di negaranya agar berkenan membayarkan uang tebusan yang diminta Abu Sayyaf.

Selain meminta pertolongan kepada pemerintahnya, tiga orang sandera yang tersisa itu juga meminta kepada Presiden Filipina yang baru terpilih dalam Pemilihan Presiden lalu, Rodrigo Duterte agar juga menolong mereka.

Seperti diberitakan media Filipina INQUIRER Selasa (24/5/2016), video terbaru yang di unggah oleh kelompok Abu Sayyaf tersebut bertujuan untuk mengingatkan batas waktu yang diberikan untuk menebus para sandera sebelum jatuh tempo.

Sebelumnya, kelompok separatis Filipina itu sudah mengirimkan sebuah video yang mengancam akan memenggal salah satu tawanan mereka, yakni Robert Hall berkewarganegaraan Kanada, jika tidak segera membayar uang tebusan.

Video itu dimulai dengan menayangkan satu persatu sandera berbicara kepada pemerintah masing-masing untuk meminta bantuan.

“Kepada yang mulia Presiden baru kami, Rodrigo Duterte, kami sangat memerlukan bantuan anda agar saya segera dibebaskan. Kami membutuhkan bantuan keuangan ini sebelum tanggal jatuh tempo, saya sangat memohon agar kiranya dikabulkan. Tolonglah, k ami memohon, tolong bantu kami,” kata Maritess Flor Warga Negara Filipina yang ditahan Abu Sayyaf.

Dalam video yang dirilis awal bulan ini, Abu Sayyaf mengancam akan mengeksekusi salah satu dari sisa sandera asing, jika uang tebusan sebesar 600 juta peso tidak dibayarkan sebelum jatuh tempo yang sudah diberikan yakni pada 13 Juni 2016 mendatang.

Sebelumnya, satu orang tawanan asal Kanada sudah dipenggal oleh para separatis. Pria bernama John Ridsdel dieksekusi bulan lalu. Pemenggalan itu dilakukan karena tidak ada yang memberikan uang tebusan untuk melepaskan mereka.

Dalam video selanjutnya, giliran sandera yang akan dieksekusi oleh kelompok Abu Sayyaf yang mengatakan kecewa terhadap keluarganya dan negaranya, dan meminta bantuan kepada presiden baru Filipina.

“Mr. Duterte, saya sampaikan permintaaan saya kepada Anda Pak Presiden. Saya akan sangat menghargai jika Anda dapat melakukan apa yang Anda bisa lakukan agar kami bisa keluar dari sini. Tampaknya pemerintah saya telah meninggalkan saya dan keluarga saya dalam upaya ini,” ucapnya.

Dia juga menyebutkan nama seseorang bernama “June” yang dapat dihubungi di Kedutaan Besar Kanada untuk membantu negosiasi. Tetapi, ia tidak mengungkapkan identitas orang tersebut lebih lanjut.

“Kami sudah di sini selama delapan bulan. Saya datang ke negara Anda yang indah ini dengan itikad baik dan damai, dan kini, ya beginilah saya jadinya. Orang-orang ini ingin Anda bernegosiasi dan berkomunikasi dengan mereka melalui seseorang dengan nama Juni, yang dapat Anda temui di Kedutaan Besar Kanada. Saya benar-benar berharap bahwa Anda dapat melakukan apa yang Anda bisa perbuat untuk membantu kami,”jelasnya.

Hall juga menjelaskan bagaimana kondisi mereka selama berada di penangkaran dan bagaimana mereka diperlalukan setiap hari.

“Kami hidup seperti ini setiap hari, pergi tidur seperti ini. Ada seratusan orang bersenjata di sekitar kami sepanjang waktu. Mengawasi dan menentukan kami bagaimana bicara di sini. Kami diperlakukan bagai anak-anak kecil tak berdaya. Kami telah dipermalukan dengan segala cara yang dilakukan mereka kepada kami. Salah satu dari kami telah dibunuh. Kami berharap bahwa Anda dapat bekerja atas nama kami sesegera mungkin, untuk melepaskan kami dari tempat ini. Tolong Pak Presiden, lebih cepat lebih baik. Kami sudah sangat kritis, sedikit lagi kami akan mati. Nyawa kami diujung tanduk. Terima kasih,” katanya.

Video kemudian dilanjutkan dengan menunjukkan tawanan lainnya yakni Sekkingstad. Tawanan ini disuruh menghadap kamera dan meminta bantuan dari pemerintah Norwegia dan juga meminta bantuan kepada June dari Kedutaan Besar Kanada.

“Saya ingin mengajukan permohonan kepada pemerintah Norwegia, pemerintah Kanada, pemerintah Filipina, dan Presiden Duterte. Tolong batu dan selamatkan kami. Hubungi kelompok melalui June di Kedutaan Besar Kanada. Dan tolonglah bernegosiasi dengan kelompok ini melalui dia. Kami akan dipenggal pada tanggal 13 Juni pada pukul 3, kecuali ada kesepakatan yang dibuat dengan kelompok ini,” ujarnya.

Namun, pemerintah Filipina masih menolak untuk memberikan uang tebusan kepada kelompok Abu Sayyaf. Angkatan Bersenjata Filipina menegaskan, bahwa operasi militer masih terus dilakukan dan masih menerapkan kebijakan tanpa uang tebusan.

“Kami tidak akan berhenti sampai situasi diperbaiki dan normal dipulihkan. Kami tidak akan pernah bernegosiasi dengan mereka dan tidak membayar uang tebusan, karena setiap kali mereka mendapatkan uang, itu akan semakin membuat mereka kian beringas untuk melakukan penculikan-penculikan lainnya. Kami akan mereka tidak mendapatkan apa-apa dari penculikan yang mereka lakukan ini,”kata Kepala Penerangan Umum Angkatan Bersenjata Filipina, Kolonel Noel Detoyato.(Tornando)

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You may also like

IPW: Jangan Bertindak Biadab Kepada Rakyat, Hentikan Kekerasan Terhadap Warga di Pulau Rempang dan Pulau Galang

Indonesia Police Watch (IPW) menyerukan kepada Pemerintah, khususnya