Oleh: Muammar Rafsanjanniwa
Peringatan 79 tahun kemerdekaan Indonesia menjadi momentum penting bagi bangsa ini untuk merefleksikan perjalanan panjang menuju cita-cita kemerdekaan.
Di tengah perayaan yang meriah, perhatian banyak pihak tertuju pada tantangan besar yang masih dihadapi, terutama terkait dengan pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM).
Dua aset penting ini, yang seharusnya menjadi pendorong utama kemajuan bangsa, sering kali dianggap sebagai kutukan yang menghambat tercapainya visi Indonesia Emas 2045.
Indonesia, dengan kekayaan alam yang melimpah, sering kali disebut sebagai negara yang diberkahi. Namun, keberlimpahan SDA ini justru menghadirkan tantangan besar, yang dikenal dengan istilah “kutukan sumber daya alam” (resource curse).
Meski SDA memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian, ketergantungan yang berlebihan pada eksploitasi alam telah menyebabkan berbagai masalah.
Kerusakan lingkungan, ketimpangan sosial, dan ketidakstabilan ekonomi akibat fluktuasi harga komoditas global menjadi beberapa dampak negatif yang sering muncul.
Selain itu, kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia juga menjadi sorotan utama. Meskipun populasi Indonesia didominasi oleh usia produktif, yang seharusnya menjadi modal penting dalam pembangunan, kualitas pendidikan dan pelatihan yang belum merata menghambat potensi besar ini.
Masalah dalam sistem pendidikan, mulai dari kesenjangan kualitas hingga relevansi kurikulum, membuat Indonesia berisiko kehilangan kesempatan untuk memanfaatkan bonus demografi yang diproyeksikan akan mencapai puncaknya sebelum tahun 2045.
Menjelang Indonesia Emas 2045, bangsa ini dihadapkan pada tantangan besar untuk memanfaatkan SDA dan SDM secara optimal.
Pengelolaan SDA yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan menjadi prioritas utama untuk memastikan kekayaan alam dapat terus memberikan manfaat bagi generasi mendatang.
Di sisi lain, peningkatan kualitas SDM melalui reformasi pendidikan dan pelatihan yang relevan dengan kebutuhan industri harus menjadi agenda utama, agar Indonesia mampu bersaing di kancah global.
Refleksi ini menunjukkan bahwa perjalanan menuju Indonesia Emas 2045 memerlukan komitmen kuat dari seluruh elemen bangsa.
Dengan mengatasi kutukan SDA dan SDM, Indonesia diharapkan tidak hanya dapat menjaga kelangsungan pembangunan, tetapi juga mewujudkan cita-cita para pendiri bangsa untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang adil, makmur, dan sejahtera bagi seluruh rakyatnya.
Perjalanan ini memang tidak mudah, namun dengan langkah strategis yang tepat, harapan untuk melihat Indonesia sebagai kekuatan ekonomi global yang sejahtera dan berkeadilan pada tahun 2045 bukanlah sekadar impian.
Semangat gotong royong dan persatuan yang selama ini menjadi landasan bangsa, menjadi modal penting untuk mengatasi berbagai tantangan yang ada dan mencapai tujuan mulia tersebut.***