Kelompok Tani menjadi salah satu alternatif memajukan sektor Pertanian, dan untuk meningkatkan kesejahteraan Petani di Indonesia.
Ada banyak manfaat bila para petani masuk dalam satu kelompok untuk lebih meningkatkan kemampuan para petani.
Direktur Paritas Institut, Penrad Siagian menyebut, saat ini tantangan berat dihadapi Petani Indonesia. Untuk memenuhi kebutuhan dasar saja sudah sangat kesulitan.
Padahal, masyarakat memiliki semangat yang tinggi untuk mengembangkan usaha demi meningkatkan ekonomi mereka.
Itulah sebabnya, kata dia, Paritas Institut hadir. Hal itu disampaikan Penrad Siagian usai meresmikan pembentukan Kelompok Tani Gurilla di Dusun Gurilla, Kecamatan Sitalasari, Pematang Siantar, pada Jumat (29/10/21).
Paritas Institut membidani lahirnya Kelompok Tani di Dusun Gurilla, Kecamatan Sitalasari, Pematang Siantar.
Pembentukan Kelompok Tani ini dimaksudkan untuk mendorong Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) bagi masyarakat.
“Penghasilan petani tidak mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari keluarganya. Karena itu perlu strategi dan inovasi dari para petani,” ujar Penrad Siagian.
Petani di Dusun Gurilla, Pematang Siantar ini tercatat berjumlah 48 Kepala Keluarga. Mereka mengelola 2 hektar lahan yang ditanami singkong.
Dalam pengelolaannya, setiap Kepala Keluarga mengelola satu rante atau sekitar 400 m2 lahan. Dengan masa panen satu kali dalam setahun, dengan hasil maksimal 1 ton sekali panen.
Namun, lanjutnya, pendapatan petani yang hanya 300 ribu rupiah sekali panen per Kepala Keluarga tidak mencukupi bagi petani.
Salah satu alternatif strategi dan inovasi adalah menjual singkong dalam bentuk makanan siap saji seperti keripik.
“Ini inovasi yang sangat baik dari para petani dan kami dari Paritas Institut hadir memfasilitasi strategi dan inovasi ini,” lanjut Penrad Siagian.
Saat ini, kata dia, Petani di Dusun Gurilla memiliki modal lahan dan satu tempat yang akan digunakan untuk tempat berproduksi.
Nantinya hasil produksi ini akan berada dalam naungan Kelompok Tani Gurilla. Paritas Institut memberikan bantuan berupa alat kerja seperti kuali, kompor, tabung gas, dan sebagainya.
“Inilah kontribusi kami untuk mendorong kesejahteraan petani yang untuk sementara ini dimulai dari Dusun Gurilla,” sebut Penrad Siagian.
Pendamping Petani Dusun Gurilla, Pdt Hotman Simatupang mengatakan, selama ini petani menjual singkong dalam bahan mentah ke pedagang. Nilai ekonomis bahan mentah ini, menurutnya, sangat kecil.
“Nilai ekonomisnya akan menjadi tinggi, misalnya bila dijual dalam bahan siap saji,” uar Pdt Hotman Simatupang.
Karena itu, lanjutnya, para petani harus membentuk Kelompok Tani yang akan membawa manfaat bagi para petani itu sendiri.
“Para petani akan saling belajar, saling membantu, saling menopang, dan saling memperhatikan,” ujarnya.
Didapuk sebagai Ketua Kelompok Tani Gurilla yang baru dibentuk ini adalah Ny C Boru Siallagan.
Ibu C Boru Siallangan adalah salah seorang petani yang sudah memulai usaha makanan siap saji dari bahan baku singkong.
Kemudian, Ny M Boru Simaremare sebagai Sekretaris. Dan Ny D Boru Samosir sebagai Bendahara.
Sementara Pdt Hotman Simatupang bersama St E Panjaitan adalah sebagai Pembina Kelompok Tani Dusun Gurilla.
Kehadiran Kelompok Tani Dusun Gurilla ini merupakan kerja sama antara Gereja HKI Gurilla dengan Paritas Institut, serta melibatkan FIF Astra.(J-RO)