Puluhan ribu buruh akan menggelar aksi long march dari Surabaya menuju Jakarta, untuk memprotes Pemerintahan Jokowi-JK karena tidak mampu melindungi buruh dari kenaikan harga-harga Sembilan Bahan Pokok (Sembako) yang kian membelit. Selain itu, buruh juga menyuarakan penolakan terhadap gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) besar-besaran yang terus terjadi di Indonesia.
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal meyampaikan, dalam long march itu, buruh akan menyuarakan isu turunkan harga sembako dan listrik, tolak TKA China, tolak upah murah, lindungi driver dan penumpang ojek online, sehat adalah hak rakyat.
“Sekaligus untuk menghantar capres pilihan buruh Indonesia ke KPU yang pada saatnya nanti akan dihantar oleh 20 ribu buruh,” tutur Said Iqbal, dalam siaran persnya, Jumat (27/07/2018).
Dia mengatakan, hingga saat ini daya beli kaum buruh terus turun. Hal ini disebabkan harga-harga yang terus naik.
Seperti diketahui, setelah tarif dasar listrik, harga pertalite dan pertamax, sementara di beberapa tempat premium dibatasi, harga beberapa kebutuhan kebutuhan pokok juga mengalami kenaikan.
“Harga sembako, listrik, dan BBM mengalami kenaikan. Sementara itu upah buruh tidak mengalami kenaikan. Itulah yang menyebabkan daya beli buruh jatuh,” ujar Said Iqbal.
Menurut Said Iqbal, kondisi ini diperparah dengan kenaikan upah tahun 2018 lalu yang dibatasi dengan PP 78/2015.
“Jika tahun depan kenaikannya masih menggunakan PP 78/2015, bisa dipastikan daya beli buruh akan semakin jatuh,” katanya.
Klaim pemerintah yang mengatakan PP 78/2015 untuk menghindarkan buruh dari ancaman PHK juga tidak terbukti. Pertengahan tahun 2018 ini, Said Iqbal menyebut saat ini mulai terjadi gelombang PHK jilid 4. Hal ini ditandai dengan PHK di beberapa perusahaan.
Seperti diberitakan sejumlah media, sekitar 2.000 buruh PT Dean Shoes di Karawang dipastikan bakal terkena pemutusan hubung kerja, selain itu 87 orang buruh PT Setia Usaha di KBN Cakung di PHK, PT P2 Cussons Indonesia di Tangerang melakukan PHK terhadap puluhan orang, dan masih banyak lagi.
Tahun lalu, hampir 50 ribu buruh telah ter-PHK. Kasus PHK menimpa berbagai sektor mulai dari pertambangan dan keramik, telekomunikasi, garmen, transportasi, industri ritel dan industri farmasi.
“Hal ini merupakan fakta, bahwa kebijakan ekonomi tidak bisa mengangkat daya beli, tetapi hanya membuka ruang kemudahan untuk berinvestasi,” ucap Said Iqbal.
Penurunan daya beli ini disebut Said lantaran kebijakan pemerintah Jokowi yang dianggap lebih memihak investor atau pemodal. Paket kebijakan tersebut, tutur Said, tidak diiringi dengan kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan daya beli masyarakat.
“Maka yang terjadi adalah penurunan konsumsi di masyarakat. Itu menyebabkan terjadinya PHK besar-besaran,” tutur Said.
Said juga menyesalkan sikap Pemerintahan Jokowi yang membuka keran tenaga kerja asing masuk ke Indonesia. “Di saat daya beli turun, gelombang PHK terjadi di mana-mana, tenaga kerja asing seperti diberi karpet merah untuk bekerja di negeri ini,” ucap Said.
Pengurus pusat (Governing Body) ILO ini mencontohkan, TKA China kembali berdatangan ke Indonesia. Dia mencontohkan, hal ini terjadi di PT Master Steel di Pulogadung dan perusahaan galangan kapal milik China yang ada di Batam.
Terkait dengan hal tersebut di atas, buruh akan melakukan long march jalan kaki 1000 km dari Surabaya ke Jakarta yang direncanakan akan dilakukan mulai tanggal 3 hingga 10 Agustus 2018.(JR)