Praktik Kroniisme Dalam Pengisian Jabatan Mulai Terasa, Relawan Lontarkan Kritik Pedas Kepada Jokowi

Praktik Kroniisme Dalam Pengisian Jabatan Mulai Terasa, Relawan Lontarkan Kritik Pedas Kepada Jokowi

- in NASIONAL
452
0
Penunjukan Diazz Hendropriyono sebagai Staf Khusus Presiden tidak fair.

Para Relawan Pendukung Jokowi melancarkan kritik keras kepada Presiden Jokowi lantaran sudah mempraktekkan kroniisme dalam penunjukkan sejumlah jabatan. Yang paling anyar adalah pengangkatan Staf Khusus Presiden oleh bekas Walikota Solo itu.

Karena itu, Presiden Jokowi diminta untuk tidak mengedepankan syahwat pribadi ataupun kroniisme dalam menentukan orang-orang yang sangat dekat dengan Istana untuk mengisi jabatan-jabatan strategis.

Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Serikat Rakyat Indonesia (Serindo) Jones Batara Manurung menyampaikan, sebagai relawan Jokowi pada pilpres lalu, banyak relawan yang sangat kecewa dan tak menyangka bahwa Jokowi juga sangat mengedepankan kroniisme dalam penunjukkan jabatan strategis.

“Presiden Jokowi sudah mempraktekkan kroniisme dalam menempatkan pejabat. Hanya orang-orang yang dekat dengan dirinya saja yang diberikan kedudukan dan kewenangan berlebihan. Para relawan sudah protes keras dengan pak Jokowi,” ujar Jones Batara Manurung di Jakarta, Rabu (13/07/2016)

Lebih lanjut, Jones yang juga Sekjen Duta Jokowi itu menilai, pengangkatan staf khusus presiden sangat berlebihan dan tidak memiliki pertimbangan rasional. Selain maruk jabatan, orang-orang yang ditunjuk Jokowi sebagai stafnya adalah kroni-kroni yang tak memiliki kemampuan yang dibutuhkan pemerintahan.

Jones Batara Manurung menilai, pengangkatan Gories Mere dan Diaz Hendropriyono sebagai staf khusus presiden sangat tidak relevan.

Menurut Jones, pengangkatan Diaz sudah tidak pas. Sebab, anak mantan Kepala BIN Hendropriyono itu pun kini sudah menduduki sejumlah jabatan strategis di pemerintahan.

Diungkapkan Jones, Diaz sendiri masih menduduki jabatan sebagai Komisaris Telkomsel, Stafsus Menkopolhukam, Tim Transisi PSSI, dan Dewan Komisaris Pertamina, dan kini malah diangkat lagi sebagai Staf Khusus Presiden.

“Kemaruk dan sarat kroniisme. Kita tak menyangka bahwa Presiden akan melakukan hal semacam ini. Sejak masa Orde Baru, kita semua sudah tidak menginginkan adanya kroni-kronian berlebihan begitu di Negara ini. Kok Presiden Jokowi masih melakukannya?” ujar Jones.

Menurut Jones, argumentasi pihak Istana yang menyampaikan bahwa rangkap jabatan non struktural adalah hak prerogatif pejabat Negara, sehingga menjadi sebuah pembenaran, namun bagi hal itu semakin menunjukkan ketidakprofesionalan Presiden dan staf yang diangkatnya.

“Tidak professional. Bagaimana mau konsentrasi bekerja, jabatan untuk dirinya sendiri pun bejibun. Udah enggak bener ini,” papar Jones.

Karena itu, lanjut Jones, seruan sesame Relawan meminta dengan tegas agar, dilakukan pembagian tugas bagi relawan atau orang yang berbeda, agar bisa fokus kerja dan menjalankan tugas optimal.

Untuk itu, Jokowi diminta segera mengganti Diaz. “Berikanlah kesempatan kepada yang lain. Jangan kemaruk begitu. Jangan kroniisme atau mentang-mentang dekat dengan presiden,” ujar Jones.

Sebelumnya, Menteri Sekretaris Negara Pratikno mengumumkan pengangkatan dua staf khusus presiden di Kompleks Istana, Senin (11/7/2016).

“Ada penambahan staf khusus presiden, Gories Mere dan Diaz Hendropriyono,” ujar Pratikno.

Pratikno mengatakan, Keputusan Presiden terkait pengangkatan keduanya sudah diteken Jokowi beberapa hari sebelum diumumkan. Keduanya pun sudah mulai bekerja sejak Keppres ditandatangani.

Pratikno mengungkapkan, Gories dan Diaz tidak mempunyai fungsi atau bidang tertentu sebagai staf khusus. Mereka bekerja sesuai instruksi Presiden.

“Semua staf khusus memang tidak punya kerja spesifik. Mereka fleksibel, sesuai dinamika saja,” ujar Pratikno.

Gories dikenal sebagai mantan pejabat kepolisian yang pernah menjabat Kepala Densus 88. Selain itu, ia juga pernah menjabat sebagai Wakil Bareskrim Polri dan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) yang pertama.

Sementara itu Diaz merupakan anak ketiga AM Hendropriyono. Saat Jokowi-JK maju dalam Pilpres 2014, Diaz berperan sebagai relawan pendukung melalui Kawan Jokowi.(JR)

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You may also like

Kunker Virtual, Jaksa Agung Burhanuddin Ingatkan Jajarannya Tingkatkan Profesionalitas dan Optimalkan Publikasi Kinerja

Jaksa Agung Republik Indonesia, ST Burhanuddin, mengingatkan kepada