Penghargaan Primaduta 2018, Wujud Apresiasi Terhadap Buyer dalam Peningkatan Ekspor Indonesia

Penghargaan Primaduta 2018, Wujud Apresiasi Terhadap Buyer dalam Peningkatan Ekspor Indonesia

- in DAERAH, DUNIA, EKBIS, NASIONAL
569
0
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Dirjen PEN), Kemendag Arlinda: Penghargaan Primaduta 2018, Wujud Apresiasi Terhadap Buyer dalam Peningkatan Ekspor Indonesia.

Kementerian Perdagangan kembali memberikan penghargaan Primaduta kepada buyer luar negeri yang berkomitmen meningkatkan ekspor produk Indonesia.

Penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi kepada buyer yang secara kontinu dan loyal membeli produk Indonesia selama lima tahun terakhir.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Dirjen PEN), Kemendag Arlinda menyampaikan, rencananya penghargaan ini akan diserahkan Presiden Joko Widodo saat pembukaan Trade Expo Indonesia yang akan digelar di Indonesia Convention Exibition, Bumi Serpong Damai, Tangerang, Banten pada 24 Oktober 2018.

“Pemerintah harus terus membangun dan membina jaringan kerja sama dengan para buyer dengan memberikan apresiasi karena telah membeli produk Indonesia dan loyal kepada produk Indonesia. Diharapkan penghargaan ini dapat mendorong para buyer membeli lebih banyak produk Indonesia dengan jenis produk yang juga lebih berkembang dan beragam,” tutur Arlinda, Selasa (23/10/2018).

Arlinda menyampaikan, pada penyelenggaraannya yang kelima, peserta kontestasi penghargaan ini berjumlah 306 buyer dari 42 negara.

Para peserta berasal dari usulan 58 perwakilan Indonesia di luar negeri. Dari jumlah peserta tersebut, tim juri menetapkan 42 buyer dari 24 negara yang diusulkan oleh 24 Perwakilan Indonesia di luar negeri serta 1 Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taipei sebagai penerima Penghargaan Primaduta 2018.

Penerima penghargaan ini dibagi dalam tiga kategori, yaitu kelompok produk industri/manufaktur, kelompok produk usaha kecil dan menengah, dan penghargaan khusus untuk pasar prospektif.

Untuk kelompok produk industri/manufaktur penghargaan diberikan kepada kepada 20 buyer dari 10 negara (10 buyer dari 5 negara pasar utama dan 10 buyer 5 negara pasar nontradisional).

Sedangkan kelompok produk usaha kecil dan menengah, diberikan kepada 11 buyer dari 6 negara (4 buyer dari 2 negara pasar utama dan 7 buyer dari 4 negara pasar nontradisional).

Khusus untuk penghargaan pasar prospektif diberikan kepada 11 buyer dari 11 negara. Penghargaan pasar prospektif diberikan kepada buyer dari negara yang sangat menjanjikan (prospektif) untuk pangsa ekspor produk Indonesia sehingga perlu terus ditingkatkan.

Adapun negara-negara tersebut yaitu Chile, Ekuador, Selandia Baru, Yordania, Bangladesh, Peru, Pakistan, Irak, Bolivia, Kaledonia Baru dan Kenya.

Sementara itu, tim juri penghargaan Primaduta ini, dipimpin oleh Arlinda selaku Dirjen PEN dan beranggotakan para profesional yang mewakili pemangku kepentingan terkait.

Para profesional tersebut terdiri dari Prayono (Kementerian Luar Negeri), Benny Soetrisno (Kadin Indonesia dan Ketua Umum Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia), Shinta Kamdani (CEO dan Pengurus Kadin Indonesia), Ade Sudrajat (Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia), Kanya Lakshmi (Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia), Rizal E. Halim (Pengamat Ekonomi dan Perdagangan), Kemal E. Gani (Jurnalis Senior & CEO Majalah SWA Indonesia), Arif Zulkifli (Jurnalis dan Pemimpin Redaksi Grup Tempo), Leonard Samosir (Senior Anchor Producer, Metro TV), dan Prieyo Pratomo (Juri berbagai Penghargaan Desain Produk Nasional & Internasional).

Faktor yang menjadi perhatian dan pertimbangan tim juri pada penghargaan ini antara lain pendalaman profil masing-masing buyer, kinerja impor dan tren impor selama lima tahun, serta loyalitas.

Di samping itu, faktor lainnya yaitu buyer tersebut hanya produsen atau merangkap sebagai distributor, buyer melakukan investasi dan melakukan pembinaan pelaku usaha di Indonesia, serta validasi data impor yang dilakukan oleh buyer tersebut berdasarkan data ekspor dari rekanan bisnis mereka di Indonesia.

Penghargaan Primaduta 2018 ini berbeda dengan penghargaan tahun sebelumnya. Khusus untuk tahun ini terdapat tim verifikasi yang terdiri dari Tim Kemendag, Tim Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, serta Tim Kementerian Luar Negeri.

Tugas dan fungsi tim verifikasi ini untuk mencocokan kesesuaian dan validasi data, khususnya data impor yang dilakukan oleh buyer yang diusulkan perwakilan dengan nilai ekspor rekanan bisnis buyer di Indonesia.

Data impor tersebut nantinya akan diverifikasi berdasarkan data ekspor rekanan bisnis buyer yang tercatat pada sistem data Ditjen Bea dan Cukai.

Kesesuaian antara data buyer dengan nama dan data eksportir sangat diperlukan, termasuk kesesuaian nilai validasi data impor yang dilakukan oleh buyer dari eksportir Indonesia.

“Diharapkan melalui penghargaan Primaduta ini dapat terjalin kerja sama yang saling menguntungkan antara buyer dengan perwakilan selaku ujung tombak Indonesia di negara target pasar. Selain itu, dengan hubungan kerja ini buyer dan eksportir di Indonesia dapat berkontribusi bagi perdagangan dan perekonomian nasional, khususnya di tengah persaingan global yang semakin agresif dan kompetitif,” pungkas Arlinda.(JR)

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You may also like

Tidak Ditahan dan Tak Ada DPO, Para Terdakwa Bersama Biksuni Eva Diduga Ada ‘Main’ Dimulai Dengan Oknum Polisi

Oknum penyidik kepolisian dari Dirreskrimum Polda Metro Jaya