Lima anggota Brimob yang bertugas di Kabupaten Goa, Makassar, Sulawesi Selatan dijatuhi vonis 4 Tahun 6 Bulan penjara dalam kasus pembunuhan dan pengeroyokan terhadap Pratu Aspin Malombassang dan Pratu Paturrahman yang mengakibatkan meninggalnya Pratu Aspin pada 12 Juli 2015 lalu.
Kelima anggota Brimob yang dijatuhi vonis tersebut bernama Brigpol MA, Brigpol AA, Bripda Z, Bripda ARM dan Bharada R, sebenarnya ada Enam terdakwa, untuk Bharada H menurut informasi dari Polda Sulselbar telah meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas.
Penjatuhan Vonis dibacakan oleh Majelis Hakim Ketua Viktor Pakpahan, S.H., M.H, dalam sidang putusan akhir di ruang Candra VIII Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis (12/5/2016).
Berdasarkan Surat Dakwaan Nomor PDM-10/SNGGU/01/2016 tanggal 26 Januari 2016 dan Nomor PDM-11/SNGU/01/2016 tanggal 26 Januari 2016 para terdakwa didakwa dengan pasal berlapis, sebagai berikut; Pembunuhan, Pasal 338 KUHP, Pengeroyokan yang menyebabkan matinya seseorang, Pasal 170 ayat (2) ke-3 KUHP dan Penganiayaan yang menyebabkan matinya seseorang, Pasal 351ayat (3) KUHP.
“Terdakwa dinyatakan terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana pembunuhan dan pengeroyokan sebagaimana diancam hukuman berdasarkan pasal 338 KUHP dan pasal 170 ayat (2) ke-3 KUHP”, kata Ketua Majelis Hakim, Viktor Pakpahan, S.H., M.H di PN Jakarta Pusat.
“Perbuatan para terdakwa sangat tidak baik dan mencoreng nama baik Polri yang seharusnya menjadi pengayom dan pelindung masyarakat”, ungkapnya.
Dengan pembacaan putusan itu, Hakim Ketua Viktor Pakpahan, S.H., M.H. menyatakan sidang selesai. Penasehat hukum terdakwa dan Jaksa Penuntut Umum menyatakan pikir-pikir atas vonis Hakim tersebut. Vonis hakim lebih rendah dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum, yang menuntut para terdakwa dengan tuntunan 7 tahun penjara.
Untuk diketahui, Pratu Aspin Malombassang dan Pratu Paturrahman merupakan anggota Brigif Linud 3 Kostrad. Mereka ditusuk pada 12 Juli 2015 lalu saat menonton festival Bedug dilapangan Syach Yusuf Kab. Gowa Sulawesi Selatan.
Kasus bermula saat Pratu Aspin Malombassang yang sehari-hari bertugas di Yonif Linud 433 Kostrad Makassar hendak menolong Pratu Paturrahman yang tengah dikeroyok oleh sekelompok anggota Brimob. Tak terima seniornya dikeroyok, Pratu Aspin Malombassang berupaya menengahinya.
Namun siapa nyana, Pratu Aspin Malombassang justru menjadi korban penganiayaan. Ia pun mendapat luka tusuk di bagian dada hingga mengeluarkan banyak darah. Akibat kejadian ini, Pratu Aspin Malombasang tewas dan Pratu Paturrahman menderita sejumlah luka.
Sidang dipimpin Hakim ketua Viktor Pakpahan, S.H., M.H., Hakim anggota I Wayan Merta, S.H., M.H., Hakim anggota II Kaswanto, S.H., M.H., Jaksa Penuntut Umum Harifin Sanrang, S.H. dan Panitera Subardi, S.H.(JR-1)