Pembangunan Tanggul Beton Tak Perlu, Tanam Aja Mangrove Untuk Mitigasi Bencana

Pembangunan Tanggul Beton Tak Perlu, Tanam Aja Mangrove Untuk Mitigasi Bencana

- in NASIONAL
706
0
Pembangunan Tanggul Beton Tak Perlu, Tanam Aja Mangrove Untuk Mitigasi Bencana.

Untuk mitigasi bencana, sebaiknya pemerintah menanam mangrove di pantai-pantai, jangan malah membangun tembok beton.

Rencana pembangunan tanggul beton di sepanjang pesisir Kota Palu terus mendapatkan kritik dari masyarakat.

Saat ini, pemerintah merencanakan pembangunan tanggul laut sepanjang 7,5 kilometer dengan tinggi 3 meter. Rencana itu dinilai tidak akan menjawab persoalan yang dihadapi masyarakat di sepanjang pesisir Kota Palu pasca gempa dan tsunami 28 September 2018 lalu.

Sekretaris Jenderal Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (KIARA), Susan Herawati menyatakan, masyarakat pesisir di Kota Palu tidak membutuhkan tanggul laut.

“Ini adalah betonisasi pesisir. Selain tidak dibutuhkan oleh masyarakat, pembangunan tanggul ini tidak sesuai dengan kondisi alam kawasan pesisir,” ujar Susan Herawati, Sabtu (04/05/2019).

Dia juga mengatakan, pembangunan tanggul laut di pesisir Palu sangat mahal, karena pemerintah harus melakukan pinjaman kepada sejumlah lembaga pendanaan internasional seperti Japan International Cooperation Agency (JICA) dan Bank Dunia.

Susan menerangkan, Pusat Data dan Informasi KIARA (2019) mencatat, kawasan pesisir secara alamiah lebih membutuhkan hutan mangrove sebagai pelindung alami dari ancaman gelombang tinggi.

“Berdasarkan kajian yang telah kami lakukan, hutan mangrove lebih aman untuk benteng  kawasan pesisir karena fungsi alaminya yang mampu menahan gelombang dan membentuk daratan baru,” tutur Susan.

Selain lebih aman, mangrove juga lebih murah karena tidak harus melakukan pinjaman utang kepada lembaga keuangan internasional.

“Tanpa harus melakukan pinjaman kepada lembaga asing semacam Bank Dunia dan JICA, penanaman mangrove dapat memperkuat gotong royong masyarakat yang telah terbangun selama ini,” kata Susan.

Dia mengatakan, pemerintah seharusnya belajar dari pengalaman yang dialami masyarakat di Kabonga Besar dan Desa Pesisir Pantoloan Boya di Kabupaten Donggala yang diselamatkan oleh ratusan ribu pohon mangrove.

Praktik arif masyarakat dalam merawat mangrove teruji dapat melindungi masyarakat dari bencana dan memberikan nilai ekonomi bagi keluarga nelayan.

Karena itu, lanjut Susan, pembangunan tanggul beton di kawasan pesisir merupakan langkah yang sangat keliru dalam konteks mitigasi bencana.

Susan meminta Pemerintah untuk melakukan mitigasi bencana sesuai dengan kondisi alam di kawasan pesisir.

“Kami mendesak pemerintah untuk membatalkan pembangunan tanggul beton di pesisir Kota Palu karena tak memberikan manfaat bagi perlindungan masyarakat pesisir,” pungkasnya.(JR)

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You may also like

Marak Pengurusan Paspor Dengan Identitas Disamarkan, Kantor Imigrasi Bogor Disorot Langgengkan Kejahatan Perdagangan Orang

Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Bogor yang