Indonesia berkomitmen menjadikan agenda baru perkotaan yang merupakan keluaran dari Habitat III sebagai acuan pembangunan perkotaan dan permukiman, salah satunya dengan program 100-0-100 yaitu 100 persen sanitasi layak, 0 persen permukiman kumuh dan 100 persen air minum layak di tahun 2019.
Demikian hal ini dikemukakan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono saat Konferensi Pers bersama wartawan di Media Center Kementerian PUPR, Selasa (19/07/2016).
Basuki mengatakan, Indonesia sebagai negara berpenduduk keempat terbanyak di dunia sangat memiliki banyak tantangan dalam menangani urbanisasi baik di kota-kota metropolitan maupun kawasan perdesaan yang mulai berkembang, dimana ada sekitar 53,3 persen penduduk Indonesia tinggal di perkotaan.
“Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar menghadapi isu dan tantangan tersendiri terkait pembangunan infrastruktur dan penyediaan kebutuhan masyarakat. Untuk itu, isu-isu perkotaan di Indonesia akan menjadi agenda yang akan disuarakan Indonesia pada kesepakatan Agenda Baru Perkotaan,” ujar Basuki.
Paradigma urbanisasi sebagai peluang pembangunan perkotaan (bukan masalah) dan membangun peradaban baru Indonesia yang mengedepankan kolaborasi semua pemangku kepentingan untuk mewujudkan kota untuk semua. Dalam menghadapi isu dan tantangan perkotaan Indonesia, Basuki menegaskan bahwa dengan perencanaan dan pembangunan infrastruktur yang menyertakan aspek keberlanjutan di seluruh Indonesia, diharapkan 20 tahun mendatang kota-kota di Indonesia akan dapat berkembang secara teratur dan bersinergi dengan lingkungan sekitarnya.
“Jadi, perencanaan ekspansi perkotaan dan pemanfaatan sumber daya yang baik akan menjadi kunci dalam menjaga agar kota-kota di Indonesia tidak berkembang secara liar dan dapat menjadi rumah yang nyaman bagi semua warganya,” ucapnya.
Perlu diketahui, Habitat III merupakan agenda internasional yang memfokuskan pada isu-isu pembangunan perkotaan dan permukiman yang berkelanjutan, yang diselenggarakan 20 tahun sekali. Dalam Habitat III, Indonesia merupakan salah satu negara anggota yang memfasilitasi negosiasi dan pleno, dimana Indonesia telah berperan sebagai tuan rumah Asia Pasific Regional Meeting di Jakarta, Oktober 2015 dan akan menjadi tuan rumah Preparatory Meeting (PrepCom3) yang akan diselenggarakan pada 25-27 Juli 2016 di Surabaya. Dan untuk pertama kali agenda PBB diadakan di luar kantor PBB. Pertemuan ini akan diikuti 193 negara PBB, badan PBB, organisasi non pemerintahan, praktisi, private sector dan pemangku kepentingan lainnya.
Habitat III akan diadakan di Quito, Ecuador pada 17-20 Oktober 2016 dengan tujuan untuk memastikan komitmen bersama menuju pembangunan perkotaan yang berkelanjutan. Serangkaian acara persiapan dilakukan untuk merumuskan isu-isu perkotaan belahan dunia.
Sebelumnya, PrepCom1 telah diadakan di New York, Amerika (17-18 September 2014) dan PrepCom2 di Nairobi, Kenya (14-16 April 2015).
Presiden Joko Widodo dijadwalkan akan membuka acara PrepCom3. Sekitar 1500 peserta dari berbagai pemangku kepentingan akan menghadiri acara tersebut.(Richard)