Nelayan Indonesia ogah terombang-ambing dengan bola-bola panas dan liar mengenai perolehan suara dan isu-isu yang memecahbelah pasca Pemilu 2019.
Oleh karena itu, nelayan Indonesia tetap solid untuk menunggu pengumuman dari Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Koordinator Bidang Hubungan Antar Lembaga Dewan Pimpinan Pusat Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI), Siswaryudi Heru mengatakan, tidak ada gunanya bagi nelayan jika terpecah belah.
“Nelayan seratus persen dukung KPU. Siapapun yang diumumkan oleh KPU sebagai pemenang Pilpres, nelayan akan ikut KPU dan akan mengawal pemerintahan,” tutur Siswaryudi Heru, di Jakarta, Senin (29/04/2019).
Maraknya perdebatan di media sosial maupun di ruang-ruang publik, menurut Ketua Bidang Kelautan dan Perikanan Pengurus Pusat Dewan Ekonomi Indonesia Timur (DEIT) ini, semakin tajam dan mengarah pada kehilangan pegangan dalam menegakkan demokrasi.
Nelayan, lanjutnya, taat konstitusi juga. Maka, keputusan final yang disampaikan oleh KPU, itulah yang menjadi acuan dan pegangan nelayan.
“Nelayan Indonesia tidak akan mau dipolitisir untuk melakukan hal-hal yang menciderai persaudaraan, keindonesiaan, demokrasi dan penegakan hukum di Tanah Air,” lanjut Siswaryudi Heru yang juga merupakan Wakil Ketua Komite Tetap (Wakomtap) Hubungan Antar Lembaga Dewan Pengurus Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) ini.
Ketua Nelayan Projo ini menyarankan, ketimbang sibuk adu otot atau adu wacana yang tak banyak manfaatnya, nelayan lebih memilih mempersiapkan program-program yang sangat berguna bagi masa depan Indonesia.
Siswaryudi mengatakan, seperti posisi anggota Kabinet nantinya yang akan mengisi sektor perikanan dan kelautan, itulah yang menjadi konsern nelayan saat ini.
Sebab, bagaimana pun sektoral seperti itulah yang langsung bersentuhan dengan nelayan ke depannya.
“Makanya, nelayan tak mau diombang-ambingkan isu-isu yang tidak jelas lagi juntrungannya. Semuanya kita serahkan dan tunggu hasil final di KPU,” ujarnya.
Terkait posisi calon anggota kabinet yang layak duduk di sektor Kelautan dan Perikanan, Siswaryudi menyampaikan, tetap harus konsisten dengan kepentingan nelayan Indonesia. Menteri itu mesti yang tidak arogan, yang mau melaksanakan program-program yang bersentuhan langsung dengan nelayan, guna mengangkat harkat, martabat dan kesejahteraan nelayan.
“Terutama sosok yang mau mendengar dan melakukan aspirasi nelayan. Juga mau bersusah-susah untuk nelayan. Figur seperti itu yang dinantikan nelayan untuk duduk di kursi menteri,” tutupnya.(JR)