Di usia Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 71, kehidupan masyarakat tidak semakin baik. Selain masih dihantui penjajahan gaya baru, masyarakat mengalami kesusahan demi kesusahan yang tak mampu dientaskan oleh pemerintah.
Meski pada masa penjajahan, Indonesia mengalami berbagai penindasan, namun semua itu menjadi sejarah disaat para Pahlawan pejuang kita merebut kemerdekaan, yang jatuh pada 17 Agustus 1945. Kini, masyarakat tidak semakin sejahtera, tetapi makin kesulitan hidup di Tanah Air.
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Fadli Zon mengatakan, meraih kemeridakaan itu tidak mudah.
“Sudah banyak menjadi korban dari pada pahlawan pejuang kita. Korban nyawa, korban keluarga, korban air mata, tenaga dan pikiran selama berpuluh tahun,” papar Fadli Zon di Komplek Parlemen, Senin (8/8/2016).
Kemerdekaan ini, menurut Fadli Zon, harus di rayakan dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan cita-cita para pendiri bangsa kita. Kemerdekaan yang sesungguhnya, tambah dia, adalah kemerdekaan dari kemiskinan, merdeka dari kebodohan, merdeka dari imperialisme ekonomi, imperialisme politik, imperialisme ideologi. ini yang kita butuhkan kedepan.
“Jangan sampai kita merdeka secara formal, tetapi isinya kita hanya menumpang dinegara sendiri. Hanya menjadi kuli di negara sendiri, yang menguasai ini asing, yang menguasai tanah-tanah ini adalah asing, yang menguasai cabang-cabang strategis adalah asing. Ini kan bertentangan dengan konstitusi kita pasal 33 UUD 45,” jelas dia.
Saat ditanya, pencapaian bangsa setelah merdeka terutama di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Dikatakan Fadli Zon, setiap bertanya kepada masyarakat apakah hidup ini makin mudah atau makin susah, pada umumnya, lanjut dia, rata-rata memberikan jawaban bahwa hidup itu makin susah saat ini.
“Setiap saya tanya kepada masyarakat, apakah hidup ini makin mudah atau makin susah, itu pada umumnya , ya rata-rata menjawab makin susah, nggak ada yang menjawab hidup itu makin mudah sekarang ini,” ungkapnya.
Lebih lanjut, kini dalam mencari pekerjaan, masyarakat merasa semakin kesulitan untuk mendapatkan pekerjaaan yang layak.
“Pertanyaan saya kepada masyarakat, apakah mencari pekerjaan makin mudah atau makin sulit, itu rata-rata menjawab makin sulit, nggak ada yang menjawab mencari pekerjaan makin mudah,” lanjut dia.
Fadli Zon menyampaikan, kalau boleh dibilang survei kecil-kecilan, seratus persen masyarakat merasakan hidup makin susah. Tidak ada yang bilang semakin mudah.
“Kalau kita merasa ada kemajuan berarti hidup makin mudah, mencari uang makin mudah, dagang makin mudah. Sekarang makin susah semuanya,” lanjutnya.
Pemerintahan, dikatakan Fadli Zon, belum berhasil mensejahterakan rakyat. Meski begitu, Fadli Zon menyarankan, supaya pemerintah bekerja keras dan cerdas. Jangan orientasinya kepada infrastruktur. Ekonomi rakyat, tambah dia, harus dipikirkan supaya kesejahteraan tercipta.
“Infrastruktur bagus kalau ada uangnya, tapi tidak memikirkan ekonomi rakyat. Ekonomi rakyat itu, ada di pertanian, UMKM, perdagangan, pasar tradisional rakyat. Itu yang harus digerakkan,” tandasnya.
Prioritas pemerintah, lanjut dia, harusnya menggerakkan ekonomi kerakyatan, bukan ekonomi kapitalisme besar.
“Kita mau membagun pelabuhan untuk siapa, untuk rakyat apa untuk korporasi besar, atau untuk asing. Jangan sampai salah,” ucapnya.
Selain itu, Fadli Zon menilai bahwa penegakan hukum masih banyak ketidakadilan yang dirasakan oleh masyarakat. Masih banyak tebang pilih.
“Misalnya dalam Kasus Rumah Sakit Sumber Waras, ini kan menurut saya adalah skandal yang sangat besar di republikRini. Menurut saya, skandal Sumber Waras dan Reklamasi itu skandal besar,” pungkasnya.(Jimmi)