Mendadak Kumpulkan Para Jaksa, Burhanuddin Keluarkan Peringatan Keras ‘Jaksa Dilarang Main Proyek’

Mendadak Kumpulkan Para Jaksa, Burhanuddin Keluarkan Peringatan Keras ‘Jaksa Dilarang Main Proyek’

- in DAERAH, EKBIS, HUKUM, NASIONAL, POLITIK, PROFIL
613
0
Mendadak Kumpulkan Para Jaksa, Burhanuddin Keluarkan Peringatan Keras ‘Jaksa Dilarang Main Proyek’. - Foto: Prof Dr Sanitiar Burhanuddin, Jaksa Agung Republik Indonesia.(Ist)Mendadak Kumpulkan Para Jaksa, Burhanuddin Keluarkan Peringatan Keras ‘Jaksa Dilarang Main Proyek’. - Foto: Prof Dr Sanitiar Burhanuddin, Jaksa Agung Republik Indonesia.(Ist)

Jaksa Agung Republik Indonesia, Prof Dr Sanitiar Burhanuddin mengeluarkan larangan keras bagi jajarannya, yakni melarang untuk bermain atau mencari proyek di Pemerintahan. 

Hal itu ditegaskan Jaksa Agung Burhanuddin, saat mengumpulkan secara mendadak para Kepala Kejaksaan Tinggi ((Kajati), para Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari), dan para Kepala Cabang Kejaksaan Negeri (Kacabjari) beserta seluruh jajaran, pada Senin, 31 Januari 2022. 

Jaksa Agung Burhanuddin memberikan pengarahan khusus secara virtual dalam pertemuan ini. 

“Saya ingatkan para Kajati, para Kajari, para Asisten, dan para Kacabjari dan seluruh Jaksa dan pegawai seluruh Kejaksaan, jangan bermain dalam proyek,” tegas Jaksa Agung Burhanuddin. 

Burhanuddin menekankan, Kejaksaan sudah saatnya meninggalkan praktik penegakan hukum yang bersifat parsial, dan hanya melihat Undang-Undang dengan kacamata kuda, yang memisahkan antara norma Undang-Undang dengan asas dan nilai dasar hukum serta tujuan pemidanaan yang diakui dalam ilmu hukum. 

Dengan konsep tersebut, lanjutnya, maka pola-pola penanganan perkara yang transaksional, budaya mafia peradilan sejauh mungkin diakhiri, bukan lagi mengurangi. 

“Saya ulangi lagi, agar warga Adhyaksa seluruhnya baik di Pusat maupun di Daerah, mengakhiri praktek penegakkan hukum yang tidak terpuji. Saatnya kembangkan praktek penegakan hukum integral, yang dapat menjamin keadilan dan keamanan warga masyarakat, peradilan yang jujur dan bertanggung jawab, etis dan efesien, serta berpatokan pada hati nurani,” tutur Jaksa Agung Burhanuddin. 

Dalam setiap kesempatan, Jaksa Agung selalu menekankan dan mengingatkan kembali bahwa seluruh tindakan warga Adhyaksa selaku aparat penegak hukum adalah selalu bermuara pada pencapaian tujuan Pembangunan Nasional bangsa Indonesia. 

Hal ini ditekankan oleh Jaksa Agung Burhanuddin, bahwa setiap langkah pelaksanaan tugas dan fungsi, tidak keluar dari posisi sebagai bagian elemen bangsa Indonesia. 

“Setiap tindakan penegakan hukum yang dilakukan, sesungguhnya untuk menyokong segala upaya pencapaian kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Indonesia, khususnya perwujudan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia,” ujar Jaksa Agung Burhanuddin. 

Hadir dalam pengarahan secara dalam jaringan yaitu Wakil Jaksa Agung Dr Sunarta, para Jaksa Agung Muda (JAM), Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Kejaksaan Republik Indonesia (Kabandiklat), para Pejabat Eselon II dan III di Lingkungan Kejaksaan Agung. 

Kemudian, para Kepala Kejaksaan Tinggi, Kepala Kejaksaan Negeri, dan Kepala Cabang Kejaksaan Negeri di seluruh Indonesia beserta jajarannya, serta seluruh Pegawai Kejaksaan Republik Indonesia. 

Secara teoritis, lanjut Jaksa Agung Burhanuddin, dalam penegakkan hukum integral, kebijakan penegakkan hukum dan kebijakan kriminal merupakan satu kesatuan utuh dari kebijakan pembangunan nasional sebagaimana tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV, Rencana Pembangunan Jangka Menengah IV Tahun 2020-2024 dan 7 Agenda Pembangunan Nasional Tahun 2020-2024. 

“Artinya, Kejaksaan dengan segala kewenangannya diberdayakan seutuhnya untuk menopang pencapaian tujuan pembangunan nasional tersebut,” tuturnya. 

Mantan Jaksa Agung Muda Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara (Jamdatun) ini menekankan, seorang penegak hukum haruslah memahami dan mendorong pencapaian kebijakan Pemerintah. 

“Jadi, bukan melakukan tindakan-tindakan hukum dengan alasan selain alasan penegakan hukum atau bahkan karena dorongan kepentingan pribadi,” sebutnya. 

Sebagai pelaksana kebijakan penegakan hukum Pemerintah, Jaksa Agung Burhanuddin menginstruksikan agar segenap warga Adhyaksa baik di Pusat maupun di Daerah, untuk berperan sebagai: 

Pertama menjadi Agen Percepatan Pembangunan Nasional. 

“Artinya, janganlah penegakkan hukum pidana baik preventif maupun represif, menghambat proses Pembangunan Nasional,” ujarnya. 

Kedua menjadi Agen Penyetabil atau Stabilisator Situasi dan Kondisi. 

“Di Daerah mana pun Saudara ditugaskan. Artinya penegakan hukum yang dilakukan tidak lagi kontra produktif yang menimbulkan kegaduhan. Ingat, jangan sampai ada kegaduhan. Oleh karena itu, penegakan hukum bersinergi mendorong terciptanya keamanan dan ketertiban kehidupan bermasyarakat dan bernegara baik di Pusat maupun di Daerah,” lanjut Burhanuddin.  

Ketiga jadilah Agen Pengamanan Atas Seluruh Aset Negara. 

“Apabila ada kebocoran yang disebabkan perilaku koruptif. Artinya tindakan represif dilakukan secara profesional, proporsional dan berhati nurani,” tuturnya. 

Di sinilah, lanjut Burhanuddin, peranan seorang Jaksa dibutuhkan untuk selalu memberikan pendampingan, pembinaan, dan pengingat kepada segenap stakeholder Pemerintah setempat, sebagai pelaksana pembangunan, guna menyukseskan program-program pembangunan yang ada. 

Di tengah gencarnya upaya Kejaksaan mendukung Pembangunan Nasional, kata Burhanuddin, sangat disayangkan, bahwa dirinya sebagai Jaksa Agung masih mendengar ada oknum Kejaksaan baik di Pusat maupun di Daerah yang menyalahgunakan kewenangannya. 

“Dan berperilaku layaknya benalu. Artinya oknum Kejaksaan melakukan pendampingan dan pembinaan, namun menggerogoti instansi atau unit yang didampingi dengan mengintervensi pemerintah setempat,” jelasnya. 

Karena itu, Jaksa Agung Burhanuddin kembali menegaskan, agar para Jaksa jangan pernah mengemis-ngemis proyek di Pemerintahan. 

“Saya ingatkan jangan ada lagi Kajati, Kajari, Asisten dan juga di Kejaksaan Agung yang bermain mencari proyek di Pemerintahan. Jangan lagi ada minta-minta atau ngemis-ngemis proyek, menggerogoti kegiatan Pembangunan Daerah, yaitu dengan perbuatan meminta-minta setoran, mengemis proyek, bahkan ikut campur dalam menentukan pemenang proyek pengadaan demi memperoleh keuntungan pribadi. Saya akan tindak tegas siapapun Anda. Ingat itu!” tegas Jaksa Agung Burhanuddin lagi. 

Burhanuddin menekankan, dirinya sudah memerintahkan Jaksa Agung Muda Pengawasan (Jamwas) untuk melakukan tindakan-tindakan tegas. 

“Saya perintahkan pada Jaksa Agung Muda Pengawasan, Kepala Kejaksaan Tinggi, Asisten Pengawasan untuk melakukan tindakan-tindakan tegas,” ujar Jaksa Agung Burhanuddin. 

Jaksa Agung Burhanuddin juga menegaskan bahwa dirinya kecewa dan marah atas perbuatan oknum Kejaksaan yang masih melakukan perbuatan tercela, apalagi dengan meminta-minta proyek. 

“Sejak hari ini, hentikan semua perbuatan tercela itu. Apabila diperlukan, saya selaku Jaksa Agung akan bertindak tangan besi untuk menghukum anak-anak saya, demi terjaganya marwah institusi Kejaksaan,” jelasnya. 

Bagi Jaksa Agung Burhanuddin, tidak ada toleransi bagi Jaksa yang melakukan pelanggaran-pelanggaran serta bagi para oknum Jaksa yang bermain-main proyek seperti itu. 

“Walaupun dengan berat hati, saya pastikan akan mencopot jabatan Saudara sebagai penerapan sanksi administratif. Dan lebih jauh lagi, penerapan sanksi pidana sesuai dengan kadar berat ringannya kesalahan, agar menimbulkan efek jera serta pembelajaran bagi kita semua,” tegas Jaksa Agung Burhanuddin. 

Pada kesempatan tersebut, Jaksa Agung juga kembali mengingatkan kepada seluruh jajaran di Kejaksaan Agung, Kejaksaan Tinggi, Kejaksaan Negeri dan Cabang Kejaksaan Negeri beserta jajaran, agar tidak mempercayai siapa pun yang membawa-bawa nama Jaksa Agung dalam mengurus perkara mau pun proyek. 

“Jangan percaya siapa pun yang  mengaku kenal dengan saya, atau mengaku diperintahkan oleh saya, atau mengatasnamakan saya untuk berkoordinasi mengenai perkara, atau untuk meminta proyek pada pemerintah setempat,” tegas Jaksa Agung Burhanuddin. 

Jaksa Agung Burhanuddin juga menekankan kepada seluruh kepala Satuan Kerja (Satker) agar menjaga wibawa yang melekat pada jabatan. 

Sehingga, katanya, tidak perlu takut kepada pihak atau organisasi, seperti lembaga-lembaga swadaya masyarakat (LSM), yang menggunakan nama kejaksaan dan mengaku seolah-olah menjadi organisasi pendukung kejaksaan yang mempunyai niat untuk mencari keuntungan. 

“Saya akan melindungi Saudara jika bertindak sesuai aturan yang berlaku. Dan sebaliknya, saya tidak ragu akan menghukum dan mempidanakan Saudara yang secara nyata mencoreng marwah institusi Kejaksaan,” tegas Jaksa Agung Burhanuddin. 

Selain itu, Jaksa Agung Burhanuddin juga masih melihat ada oknum Kejaksaan baik di Pusat maupun di Daerah, yang mengumbar kemewahan, memakai perhiasan dan bergaya hidup mewah, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun di media sosial. 

Burhanuddin menegaskan, perilaku tersebut bertolak belakang dengan Instruksi Jaksa Agung Nomor 2 Tahun 2020 tentang Pola Hidup Sederhana, karena dapat memicu perilaku koruptif. 

“Saya ingin menggarisbawahi untuk teman-teman semua, tolong jaga marwah ini. Tolong jaga institusi ini. Saya meminta Kapuspenkum untuk membuka aduan siapa saja para Jaksa maupun pegawai Tata Usaha yang masih meminta-minta proyek,” tegas Jaksa Agung Burhanuddin. 

Jaksa Agung Burhanuddin meminta setiap Kepala Satuan Kerja menerapkan instruksi tersebut dengan tulus dan sungguh-sungguh, agar menjadi teladan bagi para anggota di lingkungan kerjanya masing-masing.  

“Saudara harus memahami bahwa keberadaan Saudara di Satuan Kerja merupakan contoh nyata bagi para anggota, maka berikan keteladanan yang benar agar tercipta budaya kerja yang sehat, berintegritas, dan profesional, serta menjaga kepercayaan serta dukungan masyarakat yang telah diberikan,” tandas Jaksa Agung Burhanuddin.(JRO) 

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You may also like

Relawan Jak Menyala Dukung Pramono-Rano, Ingin Jakarta Dipimpin Putra Daerah

SinarKeadilan.com – Relawan Jakarta Menyala (Jak Menyala) secara resmi