Produksi ikan tuna dari laut Indonesia sedang melimpah. Kualitas dan harganya sangat bersaing.
Pemerintah perlu memfasilitasi dan mendorong nelayan Indonesia terjun ke sektor industry perikanan, terutama ikan tuna.
Ketua Bidang Kelautan dan Perikanan Pengurus Pusat Dewan Ekonomi Indonesia Timur (DEIT) Siswaryudi Heru memaparkan, potensi perikanan tuna di wilayah Perairan Samudera Hindia, di Bagian Barat Sumatera sangat melimpah. Dari wilayah ini saja, menurut dia, ada beberapa jenis tuna. Seperti, madidihang, tuna mata besar dan albakor.
Dari wilayah ini saja, bisa menghasilkan tuna hingga sebesar 43.000 ton per tahun. “Namun, tingkat pemanfaatannya baru mencapai 19,2%. Masih jauh. Ini potensi yang sangat besar loh,” tuturnya, di Jakarta, Senin 19 Agustus 2019.
Sedangkan untuk jenis ikan lainnya, seperti potensi Cakalang atau katsuwonus pelamis, lebih banyak di wilayah Perairan Barat Sumatera juga.
“Jumlahnya bisa mencapai 64.000 ton per tahun. Dan baru dimanfaatkan sebesar 14.6%,” ujar Siswaryudi Heru.
Wakil Ketua Komite Tetap (Wakomtap) Hubungan Antar Lembaga Dewan Pengurus Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) ini menuturkan, untuk itulah industry perikanan menjadi sentral dalam pengembangan perekonomian Indonesia, khususnya nelayan.
Siswaryudi Heru yang juga Koordinator Bidang Hubungan Antar Lembaga Dewan Pimpinan Pusat Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) ini berharap, ada sinergisitas antara pemerintah, nelayan dan investor di periode kedua Pemerintahan Joko Widodo ini, dalam mengembangkan industry perikanan Tanah Air.
“Saya kira, dengan kebangkitan dan perkembangan industry perikanan, apa yang diimpikan nelayan, pemerintah dan investor bisa berjalan beriringan kok. Kesejahteraan bagi semua. Nelayan sejahtera, devisa Negara besar, investor juga heppi,” ujar Siswaryudi Heru.(JR)