Kalangan muda diajak peduli lingkungan, dengan mencari solusi terhadap persoalan-persoalan lingkungan.
Hal itu dilakukan ID Next Leader (IDNL) yang berkolaborasi dengan @america melalui kegiatan Environment, Green Energy and Policy: What’s Next, di Pacific Place, Jalan Jendral Sudirman, Jakarta, Sabtu lalu (14/3/2020).
Menurut penyelenggara, kegiatan itu bertujuan mengajak kaum muda bangsa Indonesia agar peduli lingkungan. Dengan memberikan pemahaman kepada kalangan muda Indonesia, mengenai persoalan lingkungan, energi ramah lingkungan dan solusi dalam penanganan persoalan lingkungan.
Hadir dalam kegiatan itu, Walikota Semarang Hendrar Prihadi. Hendrar menyampaikan, di Kotanya. Persoalan lingkungan Kota Semarang, sering terjadi akibat kurangnya kesadaran warga masyarakat untuk menjaga lingkungannya.
Meski begitu, pembenahan terus dilakukan. Hendrar memaparkan, dalam beberapa tahun belakangan ini, Kota Semarang telah banyak berbenah untuk drainase dan estetika kota.
“Kita juga terus mendorong pola perilaku masyarakat untuk semakin peduli terhadap lingkungan,” ujar Hendrar Pihadi.
Hendar juga menyampaikan, dalam 8 tahun terakhir Kota Semarang telah mampu menangani masalah banjir.
Sebab, dalam kurun waktu 8 tahun terakhir, tingkat drainase Kota Semarang berada di angka 41,02% yang berhasil turun ke 13,71% pada akhir tahun 2019 lalu.
“Hasil baik ini akan terus kita tingkatkan,” ucap Hendrar Prihadi.
Pegiat Advokasi dan Energi Terbarukan, Hokkop Situngkir mengingatkan, penggunaan emisi karbon dan sampah harus segera dikurangi di dunia.
Hokkop Situngkir yang juga Executive Director ID Next Leader ini menegaskan, aksi dunia terhadap emisi karbon yang telah merusak bumi dilakukan secara masif dalam banyak gerakan.
Misalnya, mengurangi penggunaan sampah plastik, pengelolaan sampah, dan penggunaan energi terbarukan, serta banyak hal lainnya.
Di Indonesia, lanjutnya, telah melakukan perubahan baik terkait isu lingkungan selama beberapa tahun terakhir. Namun, menurutnya perlu dilakukan perbaikan dalam regulasi saat ini.
“Memang ada kendala di beberapa hal baik misalnya, dari regulasi diperlukan 25 surat-menyurat yang dibutuhkan untuk membuat sebuah pembangkit listrik energi terbarukan kapasitas di bawah 10 MW,” tuturnya.
Tantangan terkait isu lingkungan perlu menjadi perhatian semua pihak. Ia juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk turut ambil bagian sesuai peran masing-masing dalam menghadapi isu energi.
CEO Landscape Indonesia Agus Sari menyatakan, perubahan suhu beberapa ratus tahun terakhir akan ditekan di bawah 2°C dengan berbagai upaya dan gerakan global.
“Zaman es dulu hanya berbeda 5°C dari suhu sekarang. Semakin panasnya bumi yang terasa semakin kemari menunjukkan bahwa memang perubahan kecil di suhu bumi itu sangat besar dampaknya. Oleh karena itu, hal ini harus serius ditangani,” tutur laki-laki alumnus dari UC Barkeley, Amerika.
Agus mengungkapkan, ia sudah menerapkan sistem energi terbarukan dengan menggunakan listrik surya atap di rumahnya.
“Mayoritas energi di Indonesia masih bersumber dari fossil fuel, tren penggunaan energi terbarukan terus meningkat di negara kita dan saat ini sudah mencapai 20-an % dan perlu terus ditingkatkan,” lanjutnya.
Sedangkan pakar Dr Muhamad Reza menyampaikan hal teknis terkait sistem listrik dan hal-hal yang terjadi dalam penerapan jaringan dan energi listrik di Indonesia.
“Walaupun masih terdapat tantangan dari sisi regulasi terkait energi terbarukan, inovasi terkait teknologi energi terbarukan tetap harus dilakukan,” ungkap Reza dalam pemaparannya melalui sambungan Video Skype.
Pendiri ID Next Leader (IDNL) Ferro Ferizka dalam kesempatan itu menjelaskan tentang IDNL yang merupakan sebuah gerakan strategis, non-profit, dengan semangat untuk mencari, mengakselerasi, dan menjejaringkan pemimpin-pemimpin potensial Indonesia di masa mendatang, di berbagai sektor, dan berbagai tingkatan.
Di lain sisi, Forum Energi Muda merupakan sebuah forum diskusi dan networking bagi mereka yang memiliki ketertarikan dan atau terlibat di sektor energi. IDNL didirikan oleh Ferro Ferizka dan Hokkop Situngkir.
IDNL ingin menjadi sebuah Gerakan yang bisa menghimpun para calon pemimpin, pemikir, dan inovator, dari berbagai latar belakang, yang nantinya akan dijembatani supaya mereka bisa menciptakan perubahan bagi Indonesia.
Menurutnya, beberapa bulan berdiri, IDNL sudah berhasil menarik minat 60-an mentor atau tokoh senior yang berasal dari berbagai latar belakang, 1800-an pemimpin potensial, 3 IDNL regional di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Sumatera Utara, serta sedang inisiasi untuk regional Papua.
“Tren ini adalah bukti IDNL diterima secara positif oleh masyarakat IndonesiaIndonesia,” ungkap Ferro Ferizka, selaku pendiri dan Presdir IDNL.
IDNL sendiri berusaha menjembatani para pemimpin potensial tersebut, untuk menciptakan perubahan, melalui 3 cara, yakni melalui pemikiran mereka, dengan mensinergikan apa yang mereka kerjakan dengan pemerintah, atau jika dibutuhkan, masuk dan melakukan perubahan dari dalam.(Nando)