Kementerian Sosial Republik Indonesia (Kemensos) merupakan salah satu ujung tombak pemerintah dalam mengatasi dampak buruk pandemi virus corona atau Covid-19 yang masih mendera Indonesia.
Kemensos harus hadir terus di tengah-tengah masyarakat, untuk memberikan harapan baru dan kehidupan baru di masa pandemi.
Tugas dan tanggung jawab Kementerian Sosial yang tidak mudah ini, juga perlu terus didukung masyarakat dan semua stakeholders, agar secara bersama-sama mampu melewati penderitaan masyarakat karena pandemi Covid-19.
Sekretaris Jenderal Kementerian Sosial (Sekjen Kemensos) Hartono Laras menyampaikan, pihaknya harus tetap hadir di garda terdepan untuk memberikan pelayanan prima bagi masyarakat Indonesia di masa pandemi Covid-19 ini.
Dia mengatakan, banyak perubahan yang terjadi di masyarakat sejak terjadinya wabah virus corona. Tata cara bekerja dan bergaul di masyarakat mengalami perubahan. Bahkan, komunikasi dan hubungan sosial cenderung hanya mengandalkan kemajuan alat komunikasi teknologi informasi.
Protokol kerja dan protokol kesehatan yang dibuat oleh pemerintah, lanjut Hartono Laras, adalah kewajiban yang harus dilakukan di tengah wabah yang masih menyelimuti Tanah Air.
Bahkan, pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), jika tidak dimaknai dalam upaya penyelamatan masyarakat, bisa jadi akan berakibat pada memburuknya harapan sosial untuk melewati pandemi.
Karena itu, lanjut Hartono Laras, Kementerian Sosial tetap hadir di tengah-tengah masyarakat Indonesia. Pendistribusian bantuan-bantuan sosial (bansos) oleh Kementerian Sosial, lanjutnya, dapat dirasakan sebagai salah satu perekat kembali kebersamaan masyarakat. Agar tetap kuat dan memiliki harapan hidup melewati wabah pandemi.
“Masyarakat harus tersenyum di tengah pandemi Covid-19 ini. Bansos juga sebagai sarana berkomunikasi langsung dengan masyarakat kita. Dengan bansos, hubungan sosial yang harus menerapkan protokol kesehatan dan PSBB, tetap bisa merekatkan komunitas-komunitas masyarakat,” tutur Hartono Laras saat berbincang dengan wartawan, Kamis (25/06/2020).
Hartono Laras mengatakan, bahkan walau ada kewajiban memakai masker, mencuci tangan dengan hand sanitizer, mengikuti PSBB, masyarakat tak boleh kian terasing dalam hubungan bermasyarakat.
“Walaupun ada social distancing dan physical distancing, tidak membuat kita menjadi renggang dalam hubungan sosial. Ya, kita harus bikin rakyat tersenyum di tengah pandemi ini,” ujar Hartono Laras.
Bicara tentang bantuan sosial (bansos) dalam menanggulangi dampak pandemi Covid-19, Hartono Laras menyampaikan, pihaknya harus memastikan agar masyarakat yang membutuhkan benar-benar memperolehnya. Sebab anggarannya adalah anggaran Negara, yaitu Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Karena itu, pengawasan dan juga kebersamaan oleh semua pihak sangat dibutuhkan agar masyarakat tetap tersenyum di masa pandemi Covid-19 ini.
“Bansos menjadi penyambung nyawa masyarakat di masa pandemi ini. Bukan hanya berupa bantuan untuk membantu, bansos juga untuk memutar kembali roda ekonomi masyarakat. Dan memberdayakan masyarakat untuk beraktivitas, bekerja agar memiliki penghasilan yang mencukupi di masa sulit ini,”tutur Hartono Laras.
Dengan bansos, katanya, tidak sedikit anggota masyarakat yang harus bekerja dan dipekerjakan, dan memperoleh tambahan penghasilan. Misalnya, pengadaan sembako, itu memutar roda ekonomi rakyat. Pembuatannya dan pendistribusiannya menggerakkan roda ekonomi rakyat.
Khusus pendistribusian bansos di masa Covid-19 ini, diterangkan Hartono Laras, pihaknya membidik sebanyak 9 juta jiwa yang terdampak pandemi Covid-19 di seluruh Indonesia.
“Kini, sudah berjalan 3 bulan distribusi bansos. Sebulan ada dua kali. Kita sudah memasuki tahap 5 sekarang. Di bulan ketiga sekarang. Paling lambat di minggu pertama bulan besok, mesti sudah terdistribusikan,”ujar Hartono Laras.
Untuk Bansos Tunai, lanjutnya, dari 9 juta penduduk yang dibidik, sudah mencapai 90 persen pendistribusiannya. “Sudah tahap 2. Selanjutnya sekarang masuk ke tahap 3,”ujarnya.
Dari evaluasi yang dilakukan Kemensos, kata Hartono, awalnya bansos dilakukan dengan percepatan. Namun, ada daerah-daerah yang tidak memenuhi kuota-kuota daerahnya. Hal itu menyebabkan, pada saat eksekusi bansos, ditemukan ada yang tidak sesuai dengan yang diusulkan dari daerah.
“Tetapi itu sudah diatasi. Dilakukan asistensi dan sudah didistribusikan,”ujar Hartono Laras.
Yang agak mengalami kesulitan pendistribusian, kata dia lagi, adalah untuk wilayah-wilayah yang dikategorikan sebagai kluster 3, yaitu wilayah perbatasan, pelosok dan daerah terpencil.
Untuk wilayah itu, pendistribusian dilakukan sekaligus 3 tahap. Mengingat, kondisi wilayah, jaringan komunikasi dan transportasi dan juga tantangan wilayah yang tidak mudah, maka kebijakan mendistribusikan sekaligus 3 tahap diterapkan untuk wilayah-wilayah perbatasan, daerah terpencil dan pelosok-pelosok itu.
Hartono Laras juga mengungkapkan, untuk menghindari keterlambatan atau penumpukan bansos, Kemensos sudah menambah pos-pos pendistribusian. Juga menambah posko-posko pendistribusian dan jam pendistribusian.
“Kita menambah titik-titik penyaluran. Untuk menghindari penumpukan dan menghindari kerumunan. Itu sudah kita lakukan. Itu juga sebagai modal kita untuk tahap berikutnya. Terutama untuk menjangkau wilayah atau warga yang selama ini terdampak covid-19 namun belum mendapatkan bansos,”jelas Hartono Laras.
Kemensos juga terus memperbaiki pola dan cara pendistribusian bansos, agar lancar dan tepat sasaran. Termasuk, membenahi dan meng-up date data-data terbaru penerima bansos.
“Langkah-langkah penyalurannya terus kita tingkatkan. Sambil, setiap daerah tetap memperbaiki datanya,”ujarnya.
Hartono menyampaikan, informasinya, pendistribusian bansos akan dilaksanakan hingga Desember 2020.
“Namun masih digodok. Termasuk besaran dan jumlah sasarannya. Masih digodok,”katanya.
Dia berharap, pendistribusian bansos dari Kemensos tidak disalahgunakan. Apalagi, katanya, jika ada yang mempergunakannya sebagai alat kampanye politik jelang Pilkada Serentak. Dia percaya, semua pihak, termasuk masyarakat sendiri dan media pers, melakukan pengawasan yang massif dan ketat.
“Tugas kami adalah membantu masyarakat. Soal politik Pilkada, itu urusan KPU dan Bawaslu. Masyarakat dan media juga mengawasi loh,”ucapnya.
Hartono Laras mengatakan, pemberian bansos itu memberikan multiplier effect. Dampak positif penyaluran bansos itulah yang diharapkan tetap membuat masyarakat tersenyum, dan memiliki harapan hidup untuk melewati pandemi Covid-19.
“Tidak sekedar membagikan bantuan, tetapi membangkitkan gotong royong dan merekatkan komunitas-komuitas masyarakat kita. Dari berbagai elemen, dari berbagai komunitas dan berbagai lapisan masyarakat kita,”tandas Hartono Laras.(JR)