Peluang bisnis di sektor energi biogas dan pengolahan limbah perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah.
Keterbatasan cadangan energi fosil membuka peluang besar bagi energi baru dan terbarukan untuk lebih dikembangkan dan dieksplorasi. Karena itu, pemerintah perlu memberikan insentif bagi pengembangan sektor ini.
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mendorong semua pemangku kepentingan untuk menggali peluang bisnis dan investasi di sektor ini. Kadin mencatat, penggunaan energi baru terbarukan di Indonesia baru mencapai 6,8 persen.
Ketua Komite Tetap Kadin Bidang Lingkungan dan Pengelolaan Limbah, Donny Yoesgiantoro mengungkapkan, untuk memenuhi kebutuhan energi di masa depan, biogas dan limbah mesti dimaksimalkan.
“Penggunaannya masih kecil, padahal potensinya sangat besar. Inilah tantangan kita di masa depan. Energi fosil mungkin akan sangat terbatas dengan perkiraan hanya bertahan hingga tahun 2025. Sumber energi biogas dan limbah bisa menjadi salah satu alternatif yang menjanjikan,” kata Donny Yoesgiantoro dalam acara Biogas and Waste to Energy Indonesia Forum 2017 di Jakarta, Kamis (16/03/2017).
Menurutnya, pengembangan biogas dan limbah untuk energi masa depan akan optimal jika pemerintah berani mengambil langkah untuk melakukan pembatasan bahan bakar minyak (BBM) dan beralih pada subsidi untuk energi baru terbarukan.
“Pengembangan biogas dan limbah skala mikro untuk energi akan tumbuh lebih cepat jika pemerintah memberikan dukungan untuk membiayai riset dan pengembangannya,” kata Donny.
Dony menyampaikan, dukungan perbankan juga sangat diharapkan dalam pengembangan energi terbarukan. Dunia usaha meminta agar pihak otoritas keuangan dapat memberikan alokasi kredit khusus yang menarik.
“Di masa depan, kita perlu mempertimbangkan anggaran tambahan, seperti Malaysia misalnya, dengan menyumbangkan 1 persen dari biaya listrik,” ungkap dia.
Di samping masalah keuangan, lanjut dia, ada tantangan lainnya, seperti kesulitan dalam pengadaan lahan, proses perizinan, tata ruang yang tumpang tindih hingga data dan informasi yang terbatas.
Masalah-masalah seperti ini yang menyulitkan pembangunan energi terbarukan di Indonesia. Padahal, kata Dony, semua pihak telah memiliki tujuan dan orientasi yang jelas bagi pengembangan energi di masa depan.
“Untuk mempercepat pembangunan dan investasi di sektor energi terbarukan, para investor mengharapkan adanya insentif yang menarik, serta peraturan yang mendukung untuk investasi,” pungkas Donny.(JR)