Kayu Sengon Sebagai Bahan Konstruksi Bangunan Dan Furniture, Penasaran? Kunjungi Paviliun Kayu Ringan Indonesia di Trade Expo 2018

Kayu Sengon Sebagai Bahan Konstruksi Bangunan Dan Furniture, Penasaran? Kunjungi Paviliun Kayu Ringan Indonesia di Trade Expo 2018

- in DAERAH, DUNIA, EKBIS, NASIONAL
816
0
Kayu Sengon Sebagai Bahan Konstruksi Bangunan Dan Furniture, Penasaran? Kunjungi Paviliun Kayu Ringan Indonesia di Trade Expo 2018.

Kayu Sengon ternyata sangat bagus sebagai bahan konstruksi bangunan dan furniture. Jika penasaran, bisa mengunjungi Paviliun Kayu Ringan Indonesia di Trade Expo Indonesia 2018.

Sebagai wujud konsitensi dan komitmen pemerintah mempromosikan produk kayu ringan Indonesia kepada  buyers global, Kementerian Perdagangan cq Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Ditjen PEN), kembali akan membangun Paviliun Kayu Ringan Indonesia pada perhelatan The 33rd Trade Expo Indonesia (TEI) 2018 tanggal 24-28 Oktober 2018.

Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional, Kementerian Perdagangan, Arlinda menyampaikan, ini merupakan tahun ketiga Kementerian Perdagangan memfasilitasi perusahaan-perusahaan kayu ringan Indonesia tampil di Trade Expo Indonesia sebagai bagian dari program pembinaan ekspor jangka panjang yang dilakukan bersama Indonesian Light Wood Association (ILWA), Swiss Import Promotion Programme (SIPPO), dan Import Promotion Desk (IPD) Jerman.

Pavilion Kayu Ringan ini akan berada di Hall 3 Booth No.14 Indonesia  Convention and Exhibition, Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang.

Menurut Arlinda, desain yang akan digunakan untuk pavilion tahun ini adalah model sarang lebah (beehive). “Selain unik, model ini juga dapat membuktikan bahwa dengan pemanfaatan teknologi, kayu pohon Sengon yang  selama ini dianggap tidak memiliki manfat ekonomi yang besar, dapat digunakan untuk menahan beban berat,” tuturnya, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (23/10/2018).

Dikatakan Arlinda, desain ini juga diharapkan dapat menarik perhatian buyers asing yang berkunjung ke Trade Expo Indonesia, sehingga mampu mengulang keberhasilan yang diraih Paviliun Kayu Ringan Indonesia dengan model beehive pada pameran Interzum 2017 di Cologne, Jerman,yang mendapatkan nilai initial order sebesar 22,5 juta dolar amerika.

Direktur Kerja Sama Pengembangan Ekspor, Marolop Nainggolan mengungkapkan, fasilitas semacam ini merupakan bentuk apresiasi Kementerian Perdagangan terhadap perusahaan-perusahaan yang mau terus berinovasi melakukan diverisfikasi produk dan dapat secara kontinyu didorong ekspornya ke pasar global.

“Paviliun ini merupakan salah satu booth yang dijadwalkan akan dikunjungi  olehBapak Presiden RI setelah acara pembukaan pameran,” ujar Marolop Nainggolan.

Paviliun Kayu Ringan tahun ini akan menampilkan produk-produk kayu inovatif yang ramah lingkungan dari 5 (lima) perusahaan yang telah mendapatkan pembinaan dalam hal product developmentdari IPD dan SIPPO, sehingga memiliki nilai fungsi dan estetika yang sesuai dengan keinginan buyers dan tren yang sedang berkembang di pasar Eropa.

Kelima perusahaan itu adalah  PT Abhirama Kresna, PT Rimba Sentosa Persada, PT Hasil Albizia Nusantara, PT Naga Buana Aneka Piranti, dan PT Abioso Batara Alba.

Kelima perusahaan ini memproduksi block board, dorecore, panel board, plywood, laminated door dan produk inovatif lainya yang telah dilengkapi oleh sertifikat Sistem Verifikasi dan Legalitas Kayu (SVLK).

Sebagai mana diketahui, tren pertumbuhan penggunaan kayu ringan di Eropa saat ini kian meningkat karena terkait dengan perubahan pola konsumsi ke arah yang lebih ramah lingkungan, khususnya furniture yang ringan, kuat, dan ramah lingkungan.

Sebagai ilustrasi, berdasarkan data IPD, negara-negaraEropa dengan industry furniture turnover terbesar pada tahun 2016 adalah Belanda (21 milyar Euro), Italia (19 milyar Euro), Inggris, Polandia, dan Perancis (ketiga Negara masing-masing sekitar 8 milyar Euro), dan Spanyol (4,5 milyar Euro).

Banyak industri beralih untuk menggunakan kayu ringan dari pada kayu keras (kayu tropis dari hutan alam).

“Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi pemain ekspor utama dalam produk kayu ringan inovatif ke pasar global,,” ujar Arlinda, Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional.

 

Sekilas Mengenai Kayu Ringan Indonesia

Indonesia  merupakan salah satu leading country di dunia dalam hal produksi dan ekspor kayu ringan. Tidak hanya itu, Indonesia juga kaya akan sumber bahan baku kayu ringan yang saat ini sangat diminati oleh industri kayu di negara-negara Eropa.

Setidaknya ada empat alas an utama kayu ringan Indonesia, umumnya Sengon dan Jabon, memiliki keunggulan disbanding jenis kayu ringan dari Negara pesaing seperti Acacia dan Eucalyptus.

Pertama, Indonesia merupakan satu-satunya Negara dengan system verifikasi legalitas kayu terbaik yang telah diterima oleh European Union Forest Law Enforcement, Governance, and Trade (EU FLEGT) sehingga menjadi faktor yang membuat kayu ringan Indonesia lebih atraktif bagi konsumen di Negara Eropa, dan non Eropa lainnya seperti Amerika.

Kedua, industri kayu Indonesia telah mentransformasi diri sehingga tidak lagi mengambil kayu dari hutan alam tapi kayu hasil perkebunan yang tidak merusak hutan.

Selain itu, pohon Sengon merupakan sahabat alam karena merupakan salah satu tanaman Legum yang mampu menyerap emisi CO2 dan menyalurkannya menjadi nitrogen dalam tanah.

Ketiga, Indonesia telah memiliki perusahaan pioneer yang mampu memproduksi produk kayu ringan yang sangat inovatif sehingga mampu mengangkat positioning industri kayu ringan Indonesia yang diharapkan akan menjadi lokomotif bagi perusahaan kayu lainnya yang skalanya lebih kecil.

Keempat, kayu ringan mendukung ekonomi kerakyatan yang memungkinkan rumah tangga di pedesaan mendapatkan penghasilan tambahan dari menanam kayu sengon atau jabon yang dapat dikombinasikan dengan tanaman palawija (tumpangsari).(JR)

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You may also like

Laskar Anti Korupsi Indonesia Kecam Ketidakadilan di Pemkab Karo: ASN Tak Terima Gaji Selama ± 24 Bulan

Jakarta– Di tengah kesulitan hidup yang semakin berat,