Katanya Jokowi Presidennya Rakyat, Buruh PT Pelindo I Tidur di Trotoar di Depan Istana Negara Malah Diterlantarkan

Katanya Jokowi Presidennya Rakyat, Buruh PT Pelindo I Tidur di Trotoar di Depan Istana Negara Malah Diterlantarkan

- in DAERAH, DUNIA, EKBIS, NASIONAL, POLITIK
853
0
Katanya Jokowi Presidennya Rakyat, Buruh PT Pelindo I Tidur di Trotoar di Depan Istana Negara Malah Diterlantarkan.

Presiden Republik Indonesia Ir Joko Widodo yang sering dicitrakan merakyat dan dekat dengan orang-orang susah tidak kunjung mau menemui ratusan buruh PT Pelindo I yang melakukan aksi long march dari Kota Medan hingga ke Jakarta.

 

Bahkan, sudah enam hari para buruh yang tergabung dalam Pengurus Komisariat Serikat Buruh Sejatera Indonesia (PK SBSI) Kopkarpel UPTK Belawan-Pelindo I dari Federasi Industri, Kesehatan, Energi dan Pertambangan Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (FIKEP SBSI) Medan itu melakukan aksi damai dan orasi di depan Istana Negara, di Jakarta.

 

Tujuan mereka adalah untuk bertemu langsung dengan Presiden Jokowi menyampaikan persoalan-persoalan mereka di PT Pelindo I Belawan-Medan, yang selama satu tahun lebih tidak pernah digubris oleh para petinggi.

 

Ketua Pengurus Komisariat (PK SBSI) di PT Pelindo I, Oscar Pakpahan mengatakan aksi yang mereka lakukan ini adalah sebagai upaya untuk meminta langsung kepada Presiden Jokowi agar memberikan penyelesaian yang adil bagi buruh. Mereka meminta, agar semua buruh PT Pelindo I yang telah belasan tahun bekerja untuk diangkat sebagai karyawan tetap di perusahaan pelat merah itu.

 

“Kami menolak dikembalikan ke nol dan hendak dipecat bahkan di-over ke perusahaan outsourcing. Kami meminta langsung kepada Presiden Jokowi agar menyelesaikan persoalan kami, sebab sudah berkali-kali dan tak pernah digubris oleh pejabat lainnya,” ujar Oscar Pakpahan, di depan Istana Negara, Jumat malam (03/03/2017).

 

Sejak Pemilihan Presiden (pilpres) 2014 silam, lanjut dia para buruh yang tergabung di Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) mengenal sosok Jokowi sebagai orang yang sederhana, merakyat dan peduli kepada rakyat kecil. Karena itulah, kata Oscar, sesuai janji Jokowi di Pilpres lalu, bahwa para buruh pun akan dilindungi dan diperhatikan dan mensejahterakan buruh.

 

“Kami mendukung Pak Jokowi, dan di dalam Nawacitanya, Pak Presiden mengatakan akan membela buruh juga. Kini kami datang ke Istana Negara yang megah ini, untuk bertemu pemimpin yang kami pilih, hendak menyampaikan persoalan kami dan meminta keadilan bagi kami kaum buruh, tapi hingga kini kami malah ditelantarkan di depan Istana ini,” tutur Oscar.

 

Dia menjelaskan, sejak melakukan aksi long march atau aksi jalan kaki dari Kota Medan pada Jumat 20 Januari 2017 lalu, dan kini sudah enam hari melakukan aksi di Jakarta, di depan Istana Negara, para buruh ini tidak juga mendapat perhatian dari Pemerintah Pusat. Bahkan, kementerian BUMN dan PT Pelindo malah hendak balik menyerang dengan berbagai cara atas aksi yang mereka lakukan itu.

 

Oscar mengatakan, sebagai buruh, sebagai warga negara, sebagai bagian dari Rakyat Indonesia, hingga kini tidak dipedulikan oleh negara dan Presiden Jokowi. Dua hari ini, lanjut dia, ratusan buruh yang melakukan aksi damai ini terlantar dan menginap di depan Istana Negara.

 

Selain tidak mendapat tempat yang layak, lanjut dia, tanggung jawab pemerintah dan negara, terutama komitmen Presiden Jokowi yang pro rakyat kecil dan pro buruh, tidak terbukti.

 

“Ya mau gimana lagi, terpaksa kami tidur di halte busway, numpang di tenda Pak Polisi yang berjaga di depan Istana ini, menghampar di trotoar. Kalau hujan kami enggak bisa tidur. Teman-teman juga udah banyak yang sakit,” jelas Oscar.

 

Ketidak pedulian pemerintah terhadap persoalan yang mereka alami, membuat ratusan buruh PT Pelindo I tersebut bertahan di depan Istana Negara. Ratusan buruh tersebut tidak akan pulang sebelum pemerintah mengabulkan permohonan mereka.

 

Tidak hanya persoalan tempat, Oskar menambahkan, keuangan dan persediaan makanan mereka juga sudah mulai menipis. Setiap pagi ratusan buruh tersebut terpaksa tidak sarapan untuk menghemat persediaan makanan mereka.

 

“Persediaan makanan kami juga sudah mau habis. Terpaksa kalau pagi kami enggak sarapan, biar hemat. Tetapi, kami akan terus bertahan sampai Presiden Jokowi memberikan kepastian dan putusan atas nasib kami buruh PT Pelindo I,” pungkas Oscar.(Nando)

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You may also like

Kisruh Dugaan Kecurangan Pemilihan Rektor Universitas Negeri Makassar

Tim Inspektorat Jenderal (Itjen) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset