Petani Kelapa Sawit mengeluhkan rendahnya harga Tandan Buah Segar (TBS) yang ada di Indonesia. Sementara di negeri tetangga Malaysia, harga sawitnya bagus.
Ketua Umum Pengurus Nasional Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS) Mansuetus Darto mengungkapkan, harga sawit yang rendah di Tanah Air disebabkan oleh sejumlah faktor.
Selain adanya pihak tertentu yang selalu mengkampanyekan bahwa harga sawit Indonesia baik-baik saja, juga petani dipersulit dengan adanya pungutan biodiesel yang dibebankan.
“Kalau tidak ada pungutan biodiesel, harganya akan sama. Karena dengan pungutan 50 Dolar Amerik per ton itu oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit atau BPDP-KS di dalam PP 24 Nomor 2015, mengurangi harga sawit petani sebesar 125 rupiah per kilogram,” ungkap Darto, Selasa (09/10/2018).
Dia mengatakan, dalam periode 2015-2016 saja, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS) menghimpun dana Rp18,34 triliun, sebesar 89% untuk subsidi hasil bahan bakar nabati (biofuel).
Darto melanjutkan, harga TBS yang berlaku di Indonesia tentunya tidak selalu sama dengan praktek pembelian di tingkat pabrik.
“Malah cendrung di bawah harga itu. Sementara Harga sawit di Malaysia yang diterima petani selalu sama antara ketentuan pemerintah dan praktek di lapangan bagi semua petani pekebun,” ungkapnya.
Harga TBS yang rendah ini, tambah dia lagi, bukan karena kampanye hitam yang sering disebutkan orang di Indonesia, yang kemudian ingin menyembunyikan praktek buruk penentuan harga sawit di lapangan bagi petani plasma dan swadaya.
Darto mencatat, hingga hari ini, harga sawit petani Indonesia dan Malaysia selalu berbeda. “Saya mengambil harga sawit dari kedua negara ini di awal bulan Oktober 2018 ini, berbeda,” ujarnya.
Harga TBS di Malaysia dengan rata-rata sebesar Ringgit 435 (RM) per ton. Kalau dikonversi ke Rupiah menjadi sebesar Rp 1.595.486,08 per ton TBS.
Sementara, harga sawit yang diterima oleh petani di Indonesia di awal bulan September kemarin saja, rata-rata sebesar Rp 1.385.87 per kilogram. Dan jika di konversi ke hitungan per ton sama dengan Rp 1.385.870 per ton. “Jadi harga di petani sawit kita tetap lebih rendah kok. Petani susah terus jadinya,” ujarnya.(JR)