Sudah banyak capaian yang dilakukan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti selama menjadi menterinya Jokowi di Kabinet Kerja. Namun, semua program dan kinerja yang sudah dilakukan itu masih perlu terus dikontrol dan dilaksanakan agar tidak berhenti di tengah jalan.
Hal itu disampaikan Koordinator DPP Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Bidang Energi dan Sarana Prasarana Perikanan, Siswaryudi Heru terkait evaluasi dua tahun pemerintahan Jokowi-JK di sektor Kelautan dan Perikanan.
Menurut Siswaryudi Heru, kinerja Menteri Susi sejauh ini adalah yang paling top bagi nelayan Indonesia, dibandingkan dengan menteri-menteri terdahulu.
“Menteri KKP kita kali ini masih lebih top-lah, masik oke kinerjanya dibanding yang sebelum-sebelumnya. Banyak program yang sangat berguna bagi nelayan Indonesia yang sudah dilakukan oleh Ibu Susi. Meski belum semuanya rampung dalam dua tahun yang sudah berjalan ini. Dan tentu ke depan, masih perlu kita kontrol dan dukung agar benar-benar bisa terealisasi, terutama bagi kepentingan dan kebutuhan nelayan Indonesia,” tutur Siswaryudi Heru, Sabtu (22/10/2016).
Menurut dia, program pemberantasan pencurian ikan atau illegal fishing yang terbilang sukses di tangan Menteri Susi, patut didukung dan diteruskan. “Sebab, kalau para pencuri ikan itu dihalau semua, kan yang diuntungkan ya Negara Indonesia juga. Para nelayan Indonesia juga bisa lebih sejahtera karena menangkap ikan di wilayah Indonesia yang melimpah ruah,” ujarnya.
Selain itu, program-program pengembangan dan penguatan masyarakat nelayan di pulau-pulau terdepan dan pulau-pulau terpencil, seperti untuk menghadirkan alat tangkap yang modern, pengolahan perikanan yang bagus, pengadaan listrik dan air besrih bagi pemukiman nelayan, serta pendidikan dan kesehatan pun perlahan sudah diletakkan Menteri Susi dalam dua tahun pemerintahan ini.
“Memang masih perlu dikembangkan dan disokong terus agar segera terealiasi bagi kesejahteraan nelayan Indonesia. Program listrik bagi nelayan Indonesia misalnya, itu sangat perlu, agar bisa menerangi dan menjangkau kampong-kampung nelayan Indonesia di pulau-pulau terdepan dan terpencil, itu nantinya akan mempercepat peningkatan kesejahteraan nelayan kita di Tanah Air,” ujar Siswaryudi.
Menurut Siswaryudi Heru yang juga Wakil Ketua Komite Tetap Maritim Dan Pesisir Bidang Infrastruktur Kamar Dagang Dan Industri (Kadin) Indonesia ini, masih banyak terobosan dan penyelamatan nelayan serta kekyaan laut dan perikanan Indonesia yang perlu dilakukan oleh menteri Susi. Karena itu, dia meminta Presiden Jokowi juga mengakselerasi pelaksanaan berbagai program yang sudah dirancang di bidang kelautan dan perikanan Indonesia sesuai dengan Nawacita.
“Agar bisa mewujudkan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia. Ini cita-cita yang harus diwujudkan. Dan sejauh ini, arah itu masih selaras menuju visi misi itu. Ini perlu terus didukung,” pungkas Siswaryudi.
Ketika menjelaskan eevaluasi dua tahun pemerintahan Jokowi-JK, Menteri Susi Pudjiastuti menyampaikan, bahwa selama dua tahun ini dirinya memimpin Kementeria Kelautan dan Perikanan (KKP) sudah ada sejumlah pencapaian positif.
Susi mengatakan Produk Domestik Bruto (PDB) Perikanan naik sangat tinggi, hampir dua kali lipat dari PDB Nasional. Begitu juga dengan nilai tukar nelayan dan produksi perikanan.
“Produksi perikanan nasional pada triwulan II tahun 2016 mencapai 5,99 juta ton. Produksi tersebut merupakan kontribusi dari produksi perikanan tangkap senilai 1,68 juta ton dan produksi perikanan budidaya sebanyak 4,32 juta tonm” ujar Susi dalam forum diskusi di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.
Kalau dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2015, produksi perikanan Indonesia triwulan II tahun 2016 mengalami peningkatan hingga sebesar 3,89 persen.
Peningkatan produksi perikanan secara nasional itulah yang menurut Susi jadi pemicu pertumbuhan ekonomi perikanan triwulan II 2016 sebesar 6,06 persen.
Tapi, Susi juga menyadari ada hal lain yang perlu diperbaiki di sektor Kelautan dan Perikanan. “Kami masih perlu memperbaiki penataan, pemerataan, pengolahan, rantai dingin, dan pemasaran, supaya hasil tangkap nelayan di Jawa maupun timur Indonesia bisa mendapat harga yang sama, dan kesejahteraannya lebih baik,” ujar dia.
Menurut Susi, perbaikan yang perlu dilakukan antardepartemen adalah sinkronisasi transportasi, energi, revitalisasi penangkapan ikan, budaya, dan sebagainya. “Secara umum, perikanan menorehkan prestasi yang luar biasa dari awal pemerintahan Pak Jokowi-JK. PDB Nasional naik dari 6 persen jadi 8,36 persen tahun ini. Nilai tukar nelayan juga naik dari 102 sekarang 110,” ujar Susi.(JR)