Bank Tabungan Negara (BTN) yang selama ini dikenal sebagai bank yang mengurusi perumahan ditunjuk sebagai pelaksana program Sejuta Rumah untuk Rakyat. Karena itu, BTN harus membuktikan dirinya mewujudkan perumahan yang layak dan terjangkau bagi rakyat Indonesia.
Direktur Eksekutif Pusat Kajian Politik Ekonomi Badan Usaha Milik Negara (PKPE BUMN) Ferdinand Situmorang menyampaikan, diperkirakan pada 2017 ini, BTN akan mengalami sorotan paling besar dari sekian banyak perbankan yang ada di Indonesia.
Jika memang mampu mewujudkan program perumahan bagi rakyat, menurut Ferdinand Situmorang, maka tahun ini juga menjadi tahun keemasan bagi Bank BTN dalam industri perbankan.
“Hal ini didasarkan pada kinerja Bank BTN yang didasarkan pada Sejak 2015 perseroan telah ditunjuk sebagai bank pelaksana program Sejuta Rumah untuk Rakyat. Ini tentu saja dikarenakan reputasi Bank BTN yang sangat baik dalam pembiayaan KpR (Kredit Pemilikan Rumah). Pangsa pasar pembiayaan KpR subsidi Bank BTN sebesar 98 persen,” ujar Ferdinad Situmorang, di Jakarta, Kamis (23/03/2017).
Dia menyampaikan, dalam dua tahun terakhir, kinerja BTN dianggap memuaskan, meskipun Indonesia sedang mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi nasional.
Bank BTN, lanjut dia, diprediksi akan terus meningkatkan laba dan meningkatkan besar aset, sejalan dengan pengolahan yang semakin efisien.
Dimana, biaya operasional bank BTN akan lebih kecil dibandingkan pendapatan operasional.
“Hal disebabkan kinerja bank BTN yang memuaskan dalam pencairan kredit rumah bersubsidi di kalangan masyarakat yang berpenghasilan Rp 5 juta hingga Rp 7 juta per bulan,” ujarnya.
Pencairan kredit rumah itu, lanjut Ferdinand, terutama digenjot untuk kalangan buruh, tani, nelayan. “Secara otomatis para buruh, tani dan nelayan akan mempromosikan kemudahan berurusan di Bank BTN, artinya biaya promosi akan turun,” katanya.
Dia berharap, BTN akan hadir sebagai bank yang dimiliki masyarakat yang menjadikan BTN seperti bank-nya buruh tani nelayan yang juga disingkat BTN.
“Karena 98 persen kredit bank BTN lebih banyak diberikan untuk KPR bersubsidi,” ujar Ferdinand.
Dia memaparkan, tahun 2017 dengan backlog perumahan nasional diprediksi mencapai 15 jutaan, begitu juga lajunya pembangunan infrastruktur serta diikuti pertumbuhan ekonomi nasional diperkirakan akan tumbuh dikisaran 5,2 ssampai 5,3 persen menurut World Bank, maka bukan tidak mungkin akan mencapai 6 persen sesuai harapan pemerintah.
“Maka akan terjadi peningkatan pembelian rumah bersubsidi oleh masyarakat. Tentu ini jadi sebuah pangsa pasar bagi Bank BTN, terkhusus sebagai pangsa pasar di sektor pemberian kredit perumahan akan mencapai 45 persen di sektor industri perbankan,” ujar Ferdinand.
Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Bank BTN pada Jumat 17 Maret 2O17 memutuskan beberapa keputusan, antara lain mengubah susunan Direksi Bank BTN sebagai upaya untuk memberikan tenaga baru yang fresh untuk menambah speed kinerja, yang memiliki tugas mendukung program pembangunan satu juta rumah sebagai salah satu program Nawacita Presiden Joko Widodo, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang berpenghasilan rendah dan menengah.
Menurut Ferdinand, pemberhentian beberapa Direksi Bank BTN dalam RUPS tersebut sangat tepat. Dengan alasan, para pemegang saham Bank BTN, yakni pemerintah dan masyarakat ingin kinerja Bank BTN lebih baik lagi.
“Karena akan punya pengaruh pada dividen yang dibagikan ke pemegang saham bank BTN, walaupun Direksi yang baru diganti juga bekerja dengan baik,” ujarnya.
Dari Hasil RUPS, lanjut dia, juga melaporkan pada pemegang saham BTN terkait aktivitas PKBL atau CSR Bank BTN yang dijalankan selama ini sangat banyak membantu perekonomian masyarakat. Seperti mendukung pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika NTB dengan penataan lingkungan, pengembangan SDM dan pembangunan ekonomi.
“Hal ini sesuai dengan keinginan Presiden Joko Widodo agar BUMN, seperti Bank BTN yang sudah merealisasikan mengunakan dana PKBL untuk membantu pembangunan di daerah -daerah luar Pulau Jawa,” katanya.
Kemudahan pelayanan BTN kepada nasabah, kata Ferdinand, khususnya nasabah yang akan mengajukan kredit kepemilikan rumah untuk jenis rumah bersubsidi, sangat cepat dan baik, serta lancar.
“Hal ini dirasakan oleh para pekerja pabrik, pedagang pasar serta masyarakat pada kelas menengah ke bawah,” ujarnya.(JR)