Diduga karena tidak senang dengan kritik permintaan mencopot dua orang dari lingkaran Kantor Staf Presiden (KSP) dan dari Komisaris BUMN, yakni Febry Calvin Tetelepta dan Sahat Martin Philip Sinurat, sekitar sepuluh orang suruhan dari Lingkaran Istana hendak mengintimidasi Senior Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI).
Kejadiannya berlangsung pada Kamis malam (09/02/2023), di sekitar Jakarta Theater, Sarinah, Jakarta Pusat.
Senior GMKI, Jhon Roy P Siregar, yang mengkritik perilaku senior GMKI lainnya, yakni Febry Calvin Tetelepta dan Sahat Martin Philip Sinurat dan sejumlah senior GMKI lainnya karena diduga sebagai dalang perpecahan di GMKI, didatangi sekitar 10 orang pria yang diduga sebagai suruhan Febry Calvin Tetelepta, yang merupakan Deputi I Kantor Staf Presiden (KSP).
Jhon Roy P Siregar yang kebetulan menemani Advokat yang juga Senior GMKI, Sandi Eben Ezer Situngkir menemui koleganya anggota DPR, Masinton Pasaribu dan beberapa rekan aktivis senior di lokasi, tiba-tiba hendak dilabrak oleh sejumlah pria yang diketahui adalah orang suruhan Febry Calvin Tetelepta.
Di tempat yang ramai pengunjung itu, para suruhan Febry Calvin Tetelepta tersebut mencoba mencecar senior GMKI Jhon Roy P Siregar, dan memaksa membuat permintaan maaf karena telah meminta mencopot Febry Calvin Tetelepta dari Deputi I KSP.
Sontak, keramaian di lokasi itu pun tampak tegang, termasuk pemilik tempat, dan para pengunjung, serta Senior GMKI Sandi Eben Ezer Situngkir, bersama anggota DPR, Masinton Pasaribu dan para aktivis senior lainnya, yang berada persis berdekatan tempat duduk tersebut.
“Sangat tidak etis sikap dan perilaku seorang Senior GMKI apabila menyuruh kawan-kawan itu datang seperti itu untuk melakukan penekanan kepada Senior GMKI Jhon Roy P Siregar. Apalagi, ku dengar percakapan mereka, malah membawa-bawa kesukuan, dan juga membawa orang-orang dari luar GMKI untuk melakukan penekanan itu,” tutur Sandi Eben Ezer Situngkir, mengenai peristiwa itu, Jumat (10/02/2023).
Mendengar peristiwa itu, Koordinator Wilayah III Pengurus Pusat Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (Korwil III PP GMKI), Yulius Carlos Wawo, sangat menyayangkan sikap dan perilaku Senior GMKI, Febry Calvin Tetelepta, karena dengan cara berlebihan malah membuat kegaduhan baru di GMKI.
“Sangat kita sayangkan jika ada Senior GMKI yang mengirim orang suruhan untuk mengintimidasi dan memaksa meminta maaf seperti itu. Sebab, setahu saya, Senior Jhon Roy P Siregar memang pasti akan mengkritik sikap dan perilaku senior GMKI lainnya yang dipandang sudah melenceng dari konstitusi GMKI. Jangankan kepada Senior Febry Tetelepta, kepada kami sebagai pengurus juga pernah dibombardir dengan serangkaian kritikan sangat pedas oleh Senior Jhon Roy P Siregar. Kami biasa saja, enggak ada yang main premanisme tuh,” tutur Yulius Carlos Wawo.
Oleh karena itu, Yulius Carlos Wawo menyampaikan, PP GMKI Masa Bakti 2022/2024 yang sah di bawah pimpinan Ketua Umum Jefri Gultom, akan mencoba menelusuri orang-orang suruhan yang diduga sengaja disuruh oleh Febry Calvin Tetelepta itu.
“Jika perlu harus proses hukum, ya mungkin langkah itu pun akan dilakukan,” tandas Yulius Carlos Wawo.
Sedangkan, Wage Rudolf Raubun, yang merupakan Ketua Gerakan Mahasiswa Kristen (GMKI) Cabang Tual di Wilayah Maluku, mengaku geram dengan sikap dan sepak terjang Senior Febry Calvin Tetelepta dan komplotannya, yang bersengaja mengintimidasi PP GMKI di bawah kepemimpinan Ketua Umum Jefri Gultom.
“Saya Wage Rudolf Raubun, saya Ketua GMKI Cabang Tual, saya juga orang Maluku. Senior Febry Calvin Tetelepta dan para orang suruhannya yang melakukan intimidasi kepada PP GMKI dan kepada Senior Jhon Roy P Siregar, jangan bawa-bawa suku. Saya juga orang Maluku, persoalan dugaan perpecahan di GMKI memang ikut dilakukan oleh Senior Febry Calvin Tetelepta kok. Kepada siapa yang memelintir kritikan Senior Jhon Roy P Siregar terhadap GMKI, mari datang ke kami, kami akan hadapi orang-orang suruhan itu,” tutur Wage Rudolf Raubun.
Wage Rudolf Raubun juga menegaskan, dugaan penistaan dan pencemaran pimpinan Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB) dilakukan oleh Febry Calvin Tetelepta dan komplotannya, melalui Sekretaris Umum PP GMKI Artinus Hulu dan orang-orang suruhannya.
“Jelas-jelas mereka yang menjadi dalang pada dugaan perpecahan di GMKI. Mereka merusak GMKI, merusak juga Gereja GPIB Paulus, dengan menghalang-halangi acara kegiatan serah terima PP GMKI Ketua Umum Jefri Gultom, sehingga sampai batal. Dan juga mereka menuduh pimpinan GPIB dengan tuduhan yang hoax. Ini persoalan serius loh di GMKI. Kami akan cari orang-orang itu, termasuk orang-orang suruhan Febry Calvin Tetelepta itu, akan kami cari,” tutur Wage Rudolf Raubun, yang dikenal dengan nama panggilan Rudi itu.
Wage Rudolf Raubun juga menyatakan sangat setuju dan mendesak agar Presiden Joko Widodo dan Menteri BUMN Erick Thohir, segera mencopot dua orang dari lingkaran Kantor Staf Presiden (KSP) dan dari Komisaris BUMN, yakni Febry Calvin Tetelepta dan Sahat Martin Philip Sinurat.
“Kita sangat setuju kedua orang itu dicopot, karena faktanya memang kedua orang itu juga termasuk dalang yang memaksakan terjadinya perpecahan di GMKI. Copot saja mereka itu,” tandas Rudi.
Sejumlah orang suruhan Febry Calvin Tetelepta itu diduga mendatangi Jhon Roy P Siregar, karena mengeluarkan kritik dan pernyataan keras kepada Febry Calvin Tetelepta dan Sahat Martin Philip Sinurat.
Berikut kritik dan pernyataan Senior GMKI Jhon Roy P Siregar, yang dimuat di beberapa media online.
Diduga Jadi Dalang Kisruh Dan Perpecahan di Organisasi Kristen, Senior GMKI Minta Presiden Jokowi Copot Febry Calvin Tetelepta dan Sahat Marthin Philip Sinurat Dari KSP Dan Komisaris BUMN
Presiden Joko Widodo dan Menteri BUMN Erick Thohir, diminta untuk segera mencopot dua orang dari lingkaran Kantor Staf Presiden (KSP) dan dari Komisaris BUMN, yakni Febry Calvin Tetelepta dan Sahat Martin Philip Sinurat.
Desakan untuk segera mencopot Febry Calvin Tetelepta dari Deputi I KSP, dan Sahat Martin Philip Sinurat dari Anggota Komisaris Independen PT Multi Terminal Indonesia (MTI), dikarenakan kedua orang yang pernah sebagai anggota GMKI itu, diduga sebagai dalang kisruh dan perpecahan di organisasi Mahasiswa Kristen GMKI.
Senior GMKI, Jhon Roy P Siregar, menyampaikan, sepak terjang Febry Calvin Tetelepta yang merupakan Deputi I KSP, dan Sahat Martin Philip Sinurat yang merupakan anggota Komisaris Independen PT Multi Terminal Indonesia (MTI), telah menjadi percakapan serius di internal Sivitas GMKI Setanah air.
“Kedua orang itu didesak kepada Presiden Joko Widodo dan Menteri BUMN Erick Thohir, untuk segera mencopot Febry Calvin Tetelepta dari Deputi I KSP, dan Sahat Martin Philip Sinurat dari anggota Komisaris Independen PT Multi Terminal Indonesia, dan satu lagi BUMN, di mana dia disebut menempati dua posisi Komisaris,” tutur Jhon Roy P Siregar, ketika berbincang dengan wartawan, di Jakarta, Kamis (09/02/2023).
Menurut Jhon Roy P Siregar yang merupakan mantan fungsionaris Pengurus Pusat GMKI itu, alasan pencopotan kedua orang tersebut, dikarenakan keduanya disebut telah menjadi dalang terjadinya kisruh dan upaya perpecahan di GMKI.
Febry Calvin Tetelepta yang merupakan Deputi I KSP, dan Sahat Martin Philip Sinurat yang merupakan anggota Komisaris Independen PT Multi Terminal Indonesia (MTI), lanjutnya, diduga mengintervensi dan berupaya merusak tatanan GMKI, dengan cara menyuruh Artinus Hulu yang terpilih sebagai Sekretaris Umum PP GMKI di Kongres ke-38 di Tana Toraja, untuk melakukan tindakan ilegal dan melanggar hukum, yakni dengan mengkudeta kepengurusan yang sah dari Ketua Umum Jefri Gultom dan jajarannya.
“Bukan hanya Febry dan Sahat Martin Philip Sinurat yang disebut menjadi dalang perpecahan di GMKI, ada sejumlah orang dan senior yang menjadi komplotan Febri dan Sahat Martin Philip yang juga bersama-sama merongrong kepengurusan PP GMKI yang sah dari Jefri Gultom dan kawan-kawan,” tutur Jhon Roy P Siregar.
Siregar menduga, sebagaimana juga disampaikan Senior-Senior GMKI lainnya, Febry Calvin Tetelepta dan Sahat Martin Philip Sinurat dan komplotannya, hendak melegitimasi dirinya sebagai kekuatan politik untuk dijadikan bargaining sepihak kepada penguasa, agar mendapat jabatan dan proyek-proyek di lingkaran kekuasaannya Presiden Joko Widodo.
Jhon Roy P Siregar yang juga Ketua Dewan Pimpinan Daerah Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia Provinsi DKI Jakarta (DPD GAMKI DKI Jakarta) demisioner itu mengatakan, sejauh ini, jika ditelisik sepak terjang Febry Calvin Tetelepta dan Sahat Martin Philip Sinurat dan komplotannya, sering kali menjadi biang rusuh dan perpecahan di organisasi atau komunitas yang mereka masuki.
“Di GMKI dan GAMKI saja, nama kedua orang itu yakni Febry Calvin Tetelepta dan Sahat Martin Philip Sinurat dan komplotannya sudah teramat buruk. Hal itu juga turut membuat nama Presiden Joko Widodo dan Menteri BUMN Erick Thohir menjadi horor bagi sebagian besar komunitas dan anggota GMKI dan GAMKI,” beber Jhon Roy P Siregar.
Jika tak segera mencopot kedua orang itu dari lingkaran kekuasaannya Jokowi, menurut Siregar, kisruh bisa terus-terusan terjadi di mana pun kedua orang itu bernaung.
“Sudah semakin banyak suara di GMKI dan GAMKI yang menginginkan kedua orang itu segera dicopot. Pak Jokowi dan Pak Menteri BUMN Erick Thohir segeralah mencopot Febry Calvin Tetelepta dari Deputi I KSP, dan Sahat Martin Philip Sinurat dari Anggota Komisaris Independen PT Multi Terminal Indonesia (MTI), karena keduanya adalah biang masalah di GMKI dan GAMKI,” tuturnya.
“Selain itu, keduanya juga dikenal kemaruk, dan hanya mengutamakan kepentingan pribadinya di jabatan apa pun yang mereka emban. Keduanya tak ada manfaatnya untuk GMKI dan Masyarakat Kristen kok,” tandasnya.
Pada Senin (22/06/2020) silam, Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko melantik lima deputi di Gedung Bina Graha, Jakarta.
Salah satu yang dilantik ialah Febry Calvin Tetelepta, sebagai Deputi I KSP. Dia akan membidangi infrastruktur, energi, dan investasi.
Sebelum menjabat Deputi I KSP, lulusan Universitas Kristen Indonesia Maluku ini merupakan Tenaga Ahli Utama KSP sejak 2015.
Febry Calvin juga pernah menjabat Wakil Ketua Lembaga Sensor Film (LSF) pada 2015. Sebelum menjabat Wakil Ketua LSF, ia merupakan anggota LSF pada 2009/2012.
Pria kelahiran Ambon 14 Februari 1969 itu juga aktif berorganisasi di Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI).
Sedangkan, Sahat Martin Philip Sinurat yang sekarang sebagai Sekretaris Umum DPP GAMKI, pada Rabu (24/02/2021) silam, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau resmi menetapkan Direksi dan Komisaris PT Pengembangan Investasi Riau (PIR) melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB).
Kemudian, pada (18/03/2022), bertempat di Bandung, MTI atau PT Multi Terminal Indonesia gelar pisah sambut pemberhentian dan pengangkatan anggota Komisaris PT MTI secara hybrid.
Setelah dua setengah tahun berkarya bersama PT MTI, Solikhin resmi digantikan oleh Sahat Martin Philip Sinurat sebagai anggota Komisaris independen berdasarkan ketetapan RUPS Sirkuler PT Pelindo Solusi Logistik selaku pemegang saham.
Jadi, Sahat Martin Philip Sinurat saat ini menjadi Komisaris di dua BUMN dan BUMD, yakni Komisaris PT Pengembangan Investasi Riau (PIR) dan anggota Komisaris Independen di PT Multi Terminal Indonesia (MTI).
Hingga berita ini diturunkan, belum ada respon langsung dari Febry Calvin Tetelepta dan Sahat Martin Philip Sinurat.(RED)