Puluhan aktivis mahasiswa dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jakarta Timur menggelar aksi unjuk rasa dengan melantunkan solawat di sekitar Patung Kuda, Gambir, Jakarta Pusat, pada Rabu (20/04/2022).
Aksi unjuk rasa dengan diiringi lantunan solawat yang dibunyikan para demonstran itu sebagai wujud keprihatinan atas kondisi Bangsa Indonesia saat ini, yang sedang dirundung kesulitan perekonomian. Apalagi dengan bergejolaknya kenaikan harga bahan-bahan pokok.
Para pengunjuk rasa meminta Pemerintahan Joko Widodo segera bertindak untuk mengatasi gejolak kenaikan harga-harga bahan pokok tersebut.
Yudha, Koordinator Aksi, menyampaikan, mereka menuntut Pemerintah untuk bergerak cepat melakukan kebijakan berimbas pada stabilitas harga bahan-bahan pokok.
“Kehadiran kami di sini jelas berpihak pada kepentingan masyarakat. Kami menuntut Pemerintah agar segera menstabilkan harga bahan-bahan pokok dan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak,” ujarnya.
Kenaikan beberapa harga bahan pokok kemudian diikuti dengan kenaikan harga pada tarif pajak PPN dan BBM RON 92 atau Pertamax.
Menurutnya, kenaikan harga BBM Pertamax sudah melibatkan efek domino. Beberapa akibat seperti migrasi besar-besaran pengguna kendaraan ke BBM jenis Pertalite yang disubsidi sudah dirasakan di beberapa Daerah.
“Kami menuntut Pemerintah untuk bergerak menjamin ketersediaan BBM bersubsidi. Kami juga menolak tegas segala bentuk wacana kenaikan harga BBM subsidi di waktu mendatang,” lanjutnya.
Kekhawatiran massa aksi atas naiknya harga BBM subsidi bukan tanpa alasan. Seperti yang diketahui, pada hari Rabu (13/04/2022) lalu, Menteri ESDM sudah memberikan sinyal terkait kenaikan harga BBM jenis subsidi dalam Rapat Kerja dengan Komisi VII DPR RI.
Selain soal stabilitas harga, PMII Jakarta Timur juga menuntut agar Pemerintah mengusut tuntas perihal kasus minyak goreng yang terindikasi melibatkan peran mafia di dalamnya.
“Bagaimana mungkin minyak goreng langka dan harganya melambung tinggi di tengah hamparan kelapa sawit? Kami menuntut Pemerintah segera mengusut tuntas kasus yang melibatkan mafia minyak goreng,” terangnya.
Meski sempat terjadi dorong-dorongan antar massa aksi dengan aparat keamanan, secara umum aksi unjuk rasa berlangsung dengan kondusif.(JRO)