Buruh dari Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) memint agar pemerintah melalui aparat penegak hukum mengusut tuntas dalang aksi-aksi terorisme.
Presiden KSPI Said Iqbal mengutuk keras aksi terorisme di 3 lokasi di Surabaya, yakni rusun Wonocolo Sidoarjo dan Mapolrestabes.
“Buruh Indonesia dan KSPI mengutuk keras aksi terorisme dan meminta Pemerintah mengusut tuntas dalang serta motif di balik serangan terorisme tersebut,” tutur Said Iqbal dalam siaran persnya, Rabu (16/05/2018).
Menurut Iqbal, serangan tersebut merupakan bentuk teror yang bertujuan menakut-nakuti warga. Namun demikian, menurutnya, rakyat Indonesia tidak bisa ditakut-takuti dengan kekerasan.
Dia pun mengatakan, KSPI mendukung langkah-langkah pihak Kepolisian dan pemerintah Indonesia untuk menyelesaikan dan memberantas terorisme serta bentuk kekerasan lainnya.
Said Iqbal berpendapat, suburnya terorisme dikarenakan rasa ketidakadilan yang terusik dan kemiskinan. “Kekerasan dan kemiskinan merupakan tempat tumbuh suburnya aksi aksi kekerasan lainnya,” tegasnya.
Oleh karena itu, KSPI berharap Pemerintah mempersempit gap antara orang kaya dan orang miskin. Gini rasio harus diturunkan. Salah satunya adalah dengan tidak memperlakukan kebijakan upah murah dan menghenghentikan TKA Cina buruh kasar masuk ke Indoensia.
“Dengan demikian, dari dua kebijakan ini diharapkan kesenjangan pendapatan, angka kemiskinan, dan pengangguran bisa diselesaikan secara bertahap. Sehingg paham terorisme dan bentuk kekerasan tidak tumbuh subur di Indonesia,” katanya.
Iqbal menilai, sesuai publikasi Majalah Forbes, sangat aneh jika di Indonesia 10 orang terkaya kekayaannya bertambah ratusan triliun rupiah. Padahal, di saat bersamaan daya beli masyarakat turun.
“Secara bersamaan justru diberlakukan upah murah dengan PP No 78 tahun 2015 dan membanjirnya TKA Cina unskilled worker,” ujarnya.
Said Iqbal pun meminta pemerintah menyelesaikan akar persoalan kemiskinan, yang diyakini sebagai bentuk munculnya aksi-aksi kekerasan dan terorisme di Indonesia. “Stop radikalisme, stop terorisme,” ujar Said Iqbal.(JR)