Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Kejaksaan Republik Indonesia (Kabandiklat), Tony Tribagus Spontana mengingatkan kepada para Calon Pegawai Negeri Sipil Kejaksaan Republik Indonesia (CPNS Kejaksaan) agar berjibaku mewujudkan keadilan bagi masyarakat.
Saat ini, penegakan hukum dan terciptanya keadilan di masyarakat, menjadi hal yang sangat langka dan sangat mahal. Karena itulah, Korps Adyaksa mesti berada di garda terdepan untuk melakukan tugas Negara dalam mewujudkan keadilan masyarakat tersebut.
Hal itu ditegaskan Mantan Kepala Kejaksaan Tinggi Daerah Istimewa Yogyakarta (Kajati DIY) ini, ketika menyampaikan amanat pada Pembukaan Pendidikan dan Pelatihan Teknis Administrasi Kejaksaan (Diklat TAK) CPNS Golongan III dan Golongan II Tahun 2022, di Kampus A Badan Pendidikan dan Pelatihan Kejaksaan RI Jakarta Selatan, Selasa (01/03/2022).
Tony Tribagus Spontana menyampaikan, PNS Kejaksaan merupakan Aparatur Sipil Negara (ASN).
Menjadi Aparatur Kejaksaan memikul tugas dan tanggung jawab yang berat. Karena selain menjalankan peran dan fungsi ASN, juga sekaligus menjalankan peran, tugas dan fungsi, serta wewenang sebagai lembaga penegak hukum.
Dia mengingatkan, menjadi aparat penegak hukum, yang memiliki tugas menegakkan kebenaran dan keadilan, merupakan tugas mulia.
“Keadilan merupakan dambaan masyarakat, yang menjadi tugas dan tanggung jawab negara untuk mewujudkannya. Negara harus hadir, melalui aparaturnya, untuk memastikan tersedianya ruang-ruang terciptanya keadilan di masayarakat,” tutur Tony Tribagus Spontana.
Tony menyebut, rasa keadilan yang tumbuh di tengah masyarakat perlu ditegakkan, dirawat, dan dijaga, sehingga menumbuhkan rasa aman dan tenteram.
“Keamanan dan ketenteraman masyarakat, merupakan keadaan lingkungan yang kondusif, yang menjadi modal penting untuk menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan,” lanjutnya.
Untuk mewujudkan ASN yang berkompeten, kata dia, setiap individu aparatur perlu memahami nilai-nilai dasar atau core values ASN.
Tony mengingatkan, pada tanggal 27 Juli 2021, Presiden Jokowi telah meluncurkan Core Values dan Employer Branding ASN.
“Peluncuran ini bertujuan untuk menyeragamkan nilai- nilai dasar dalam diri ASN Indonesia,” ucapnya.
Dengan demikian, dilanjutkan Tony, maka core values dan employer branding tersebut berlaku bagi PNS Kejaksaan, yang merupakan ASN Indonesia.
Nilai-nilai dasar ASN ‘BerAKHLAK’ merupakan akronim dari berorientasi pelayanan, akuntabel, kompenten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif.
“Nilai- nilai ini diharapkan akan dapat menjadi fondasi budaya kerja ASN yang professional,” ujar Tony.
Bersamaan dengan peluncuran core values ASN BerAKHLAK, Presiden Jokowi juga menanamkan employer branding #BanggaMelayaniBangsa ke dalam sanubari para ASN Indonesia.
Branding ini menunjukkan bahwa ASN adalah profesi yang bangga dalam melayani bangsa.
Menurut Tony, profesi ASN patut dibanggakan, karena ASN diberi pengakuan dan penghargaan yang adil, diberi kesempatan meningkatkan kompetensi seluas-luasnya, dan diberi kesempatan terbuka untuk berkarir.
Dengan kebanggaan tersebut, diharapkan ASN juga harus mampu menyeimbangkan harapan dan ekspektasi organisasi terhadap dirinya.
“Dengan terus meningkatkan kinerja secara terus-menerus, selalu belajar untuk meningkatkan kapasitas, dan menyesuaikan perilaku dengan core values,” ujarnya.
Tony juga menerangkan, Diklat TAK merupakan diklat pengenalan organisasi dan orientasi bagi CPNS Kejaksaan, dengan memberikan pembekalan berupa wawasan pandang kepada para peserta sebagai dasar pemahaman mengenai sikap, arah, perhatian, dan tujuan organisasi.
Orientasi ini diperlukan agar para CPNS Kejaksaan memiliki kesamaan pandangan yang mendasari cara memahami Kejaksaan beserta keseluruhan perangkat organisasi dan tata kerjanya.
“Penyelenggaraan Diklat TAK ini adalah kerja kolaboratif. Kesuksesan penyelenggaraan maupun pencapaian tujuan diklat adalah bergantung pada kolaborasi antara penyelenggara, tenaga pengajar, dan peserta,” jelasnya.
Para peserta, lanjut Tony, harus mampu menjadikan diklat ini sebagai langkah awal untuk melakukan transformasi diri pribadi, dari nobody menjadi somebody.
“Dari anggota masyarakat yang dilayani, berubah menjadi mereka yang melayani masyarakat,” imbuhnya.
Sementara itu, penyelenggara dan tenaga pengajar harus memastikan kegiatan diklat berlangsung sesuai rencana dan mencapai tujuannya.
“Banyak tantangan dalam penyelenggaraan diklat di masa pandemi, namun dengan bekerja secara kolaboratif, maka kita mampu mengatasi tantangan itu,” ujarnya.
Pendidikan dan Pelatihan Teknis Administrasi Kejaksaan (Diklat TAK) CPNS Golongan III dan Golongan II Tahun 2022 dilaksanakan dengan mematuhi protokol kesehatan antara lain menerapkan 3M.
Kegiatan ini dihadiri Pejabat eselon I dan II Kejaksaan Agung, Sekretaris Badan Diklat Kejaksaan, para Kepala Pusat Diklat Badiklat Kejaksaan, dan para widyaiswara dan tenaga pengajar, serta seluruh peserta Diklat TAK.
Tony juga menyampaikan ucapan selamat dan sukses kepada para peserta yang telah dinyatakan lulus penerimaan CPNS Kejaksaan Republik Indonesia tahun 2022.
Di mana, katanya, setelah mengikuti berbagai tahapan seleksi penerimaan yang panjang dan berat, serta bersaing dengan puluhan ribu orang pelamar, maka pengangkatan anda sebagai CPNS Kejaksaan tersebut tentu anda syukuri.
“Bersyukur karena Anda telah dipercaya untuk menerima amanah sebagai Pegawai Negeri Sipil, sebagai Abdi Negara dan Abdi Masyarakat,” ujar Tony.
Sebagai Abdi Negara, lanjutnya, para PNS Kejaksaan adalah Aparatur Negara, yang akan menjalankan fungsi menyelenggarakan tugas-tugas Pemerintahan dan pembangunan.
“Kemudian, sebagai Abdi Masyarakat, Anda akan menjalankan peran dalam memberi pelayanan kepada masyarakat, sesuai tugas, fungsi, dan wewenang lembaga,” ujar Tony Tribagus Spontana.(JRO)