Berjalan Kaki 40 Hari hingga Tiba di Jakarta, Jika Tak Ada Putusan Presiden Jokowi, Buruh Akan Bertahan dalam Aksi

Berjalan Kaki 40 Hari hingga Tiba di Jakarta, Jika Tak Ada Putusan Presiden Jokowi, Buruh Akan Bertahan dalam Aksi

- in DAERAH, NASIONAL
548
0
Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) Prof Dr Muchtar Pakpahan tidur bersama para buruh yang menggelar aksi long march dari Medan, di depan Istana Negara, Senin (27/02/2017).

Para buruh yang telah melakukan aksi long march atau aksi jalan kaki dari Belawan, Medan, Sumatera Utara hingga tiba di depan Istana Negara, Jakarta akan bertahan melakukan aksi di Ibukota, hingga Presiden Joko Widodo memberikan keputusan dan kepastian akan nasib mereka.

 

Hal itu disampaikan Koordinator Aksi Long March Buruh SBSI Arsula Gultom, saat menggelar aksi di depan Istana Negara, Jakarta, Senin (27/02/2017).

 

Aksi yang dilakukan di hari ke 40 sejak keberangkatan dari Medan pada Jumat 20 Januari 2017 lalu itu meminta bertemu dengan Presiden Jokowi dan memberikan keputusan atas nasib ratusan buruh yang tergabung dalam dalam Pengurus Komisariat Serikat Buruh Sejatera Indonesia (PK SBSI) Kopkarpel UPTK Belawan-Pelindo I dari Federasi Industri, Kesehatan, Energi dan Pertambangan Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (FIKEP SBSI) Medan.

 

“Jika Presiden Jokowi tidak memberikan keputusan, kami tidak akan pulang. Kami akan bertahan di sini,” ujar Arsula Gultom.

 

Sejak pagi hari, para buruh sudah berjalan kaki lagi dari arah Tanjung Priuk, Jakarta Utara, tempat mereka menginap bersama para buruh dari PT Pelindo II, PT Pelindo III, PT Pelindo IV, KASBI.

 

Meskipun ada perwakilan buruh yang diminta masuk ke dalam Istana Negara, namun mereka tidak bertemu Presiden Jokowi. Utusan hanya disambut oleh para staf kantor Kepresidenan dan pihak Sekretariat Negara. “Tidak ada hasil dari pertemuan itu. Kami mau Presiden Jokowi sendiri yang menerima dan bicara langsung mengenai nasib kami,” tutur Arsula.

 

Dengan menempuh jaran 2000 kilometer dari Sumatera ke Pulau Jawa, para demonstran buruh ini tidak juga ditemui Presiden Jokowi. Padahal, menurut Arsula, persuratan dan informasi lewat media massa serta komunikasi dengan para pihak terkait pun sudah dilakukan jauh-jauh hari sebelum para buruh bergerak melakukan aksi long march dari Medan.

 

“Kami tidak akan pergi dari sini sampai ada keputusan. Kami akan tetap bertahan disini,” ujar Arsula.

 

Hingga malam menjelang, para buruh amsih bertahan di depan Istana Negara. Arsula memastikan aksi ersebut akan berjalan dengan damai dan mengikuti peraturan yang ada. Ia mengatakan lebih baik ditangkap oleh pihak kepolisian dari pada pulang tanpa ada hasil.

 

“Lebih baik kami di tangkap dari pada kami pulang dengan sia-sia. Kalau kami ditangkap pasti kami kasih makan, tidak mungkin tidak. Tapi kalau kami pulang, kami kami tidak akan makan lagi,” ucapnya.

 

Jelang malam dan diguyur hujan, para buruh tidak beranjak dari tempat mereka. Kedatangan ratusan buruh PT Pelindo I ke depan istana juga menagih janji Presiden RI Jokowi pada saat pemilihan presiden (Pilpres) pada 2014 lalu. Nawa cita yang pernah kumandangkan Jokowi dalam masa kampanye pada 2014 belum terbukti hingga saat ini.

 

Jokowi yang didukung penuh oleh kaum buruh dan kaum pekerja merasa sudah dibohongi oleh Presiden yang mereka pilih pada 2014 lalu. Merekapun sepakat untuk tidak memilih Jokowi lagi jika masih mencalonkan kembali menjadi presiden apda Pilpres mendatang.

 

“Kalau sudah begini, apa kita masih memilih Jokowi kalau dia maju jadi calon presiden lagi?” ujar Arsula di depan para demonstran di depan Istana Negara.

 

Ratusan buruh yang mendukung Jokowi pada pilpres 2014 lalu secara serentak mengatakan tidak akan memberikan dukungan kepada Jokowi jika masih mencalonkan diri menjadi presiden lagi. “Tidak…,” kata mereka serentak.(Nando)

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You may also like

Kisruh Dugaan Kecurangan Pemilihan Rektor Universitas Negeri Makassar

Tim Inspektorat Jenderal (Itjen) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset