Belum Bisa Dibebaskan, Masyarakat Diminta Berdoa Untuk 10 WNI Yang Disekap Separatis Abu Sayyaf Di Filipina

Belum Bisa Dibebaskan, Masyarakat Diminta Berdoa Untuk 10 WNI Yang Disekap Separatis Abu Sayyaf Di Filipina

- in NASIONAL
366
0
Masyarakat diminta mendoakan 10 WNI yang disandera separatis Abu Sayyaf di Filipina.

Pemerintah Republik Indonesia berupaya mencari jalan keluar untuk dapat menyelamatkan ke 10 WNI yang disandera Kelompok Abu Sayyaf.

Negosiasi yang dilakukan Filipina sampai sejauh ini belum membawakan hasil untuk membebaskan ke 10 WNI yang disandera kelompok separatis yang berbasis di kepulauan selatan Filipina itu.

Tawaran bantuan yang disodorkan oleh salah satu narapidana pelaku Bom Bali Tahun 2002 lalu, Umar Patek, akan diverifikasi oleh pemerintah RI untuk membantu negosiasi kepada kelompok Abu Sayyaf.

“Ya ada beberapa tawaran untuk membantu bebaskan 10 WNI di Filipina. Tapi kita perlu lakukan verifikasi terlebih dahulu,” kata Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia, Lalu M Iqbal, di kantor Kemenlu, Jl Pejambon, Jakarta Pusat, Senin (11/4/2016).

Umar Patek disebut pernah berhubungan dengan kelompok separatis Abu Sayyaf. Dia juga pernah tinggal di Filipina. Belum diketahui langkah yang akan diambil pemerintah Indonesia mengenai verifikasi yang akan dilakukan terhadap nara pidana tersebut.

Tawaran yang di ajukan Abu Sayyaf yang meminta tebusan untuk membebaskan WNI sebesar 50 Peso atau setara dengan 15 miliar rupiah, namun pemerintah Indonesia mengatakan tidak akan mengurusi masalah tebusan tersebut.

Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Lestari Priansari Marsudi menegaskan, berdasarkan prinsip, negara tidak boleh terlibat dalam masalah negosiasi.

“Masalah ransom, negara tidak boleh terlibat dalam masalah tebusan atau ransom. Karena secara prinsip hal itu tidak boleh dilakukan,” kata Retno dalam press briefing, di kantor Kemenlu, Jl Pejambon, Jakarta Pusat, Senin (11/3/2016).

Retno menambahkan, pemerintah sampai saat ini masih terus melakukan komunikasi dengan otoritas Filipina untuk dapat membebaskan ke 10 WNI yang disandera Kelompok Abu Sayyaf.

“Dalam hal ini Presiden dan Wakil Presiden memberikan perhatiannya dalam upaya pembebasan 10 WNI yang disandera. Perkuatan antar koordinasi juga dilakukan, dan komunikasi intensif dengan otoritas Filipina juga,” papar Retno.

Masyarakat juga diminta untuk memberikan doa kepada ke 10 WNI yang disandera Abu Sayyaf agar dapat dipulangkkan kembali ke Indonesia dengan selamat.

“Selain itu kita juga selalu memohon doa untuk 10 WNI dalam segala upaya bisa selamat dan pulang ke Indonesia,” ungkapnya.

Sampai saat ini pemerintah Indonesia masih berupaya membebaskan 10 WNI yang disekap oleh teroris Filipina tersebut.

Selain itu, dari militer Filipina yang menyerbu kelompok Abu Sayyaf di Basilan Sabtu (9/4/2016) kondisi dari 10 WNI yang disandera oleh kelompok Abu Sayyaf dikabarkan dalam keadaan baik. Pemerintah juga terus mengintensifkan komunikasi untuk mengetahui kadaan para sandera.

“Sejak kontak senjata yang dilakukan oleh militer Filipina dengan kelompok Abu Sayyaf, kita selalu mengintensifkan komunikasi,” kata Menlu Retno setelah selesai press briefing.(Tornando)

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You may also like

Diduga Lindungi Praktik Makelar Kasus di Gedung Bundar, Jaksa Agung Burhanuddin Tidak Jadikan Menpora Dito Ariotedjo Sebagai Tersangka

Kejaksaan Agung diduga melindungi para pelaku makelar kasus