Telah Selesai Tugas di Dunia, Beristirahatlah Dalam Damai, Rest In Peace Bung ‘Lexy’ Alexander Litaay. Ut Omnes Unum Sint!

Telah Selesai Tugas di Dunia, Beristirahatlah Dalam Damai, Rest In Peace Bung ‘Lexy’ Alexander Litaay. Ut Omnes Unum Sint!

- in NASIONAL
1299
0
Telah berpulang ke Rumah Bapa di Surga, Bung 'Lexy' Alexander Litaay, Senior GMKI, Mantan Sekjen PDIP, Anggota DPR RI, Duta Besar RI untuk Republik Kroasia. Rest In Peace, Bung Lexy.

Berita berpulangnya Alexander Litaay membuat kaget saudara-saudara, para sahabat dan teman-teman seperjuangannya. Ucapan belasungkawa mengalir dari berbagai pihak atas meninggalnya Politisi Senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu.

Bung Lexy, demikian dia akrab disapa oleh teman-temannya, meninggal dunia di negeri orang, disaat dirinya mengemban tugas dan amanah sebagai Duta Besar Republik Indonesia untuk Negara Republik Kroasia.

Senior dan sekaligus menjadi sesepuh di organisasi pergerakan mahasiswa Kelompok Cipayung ini, sejak mengecap bangku perkuliahan di Kota Ambon, sudah aktif dalam pergerakan mahasiswa di Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Ambon.

“Rest In Peace Bung Lexy, selesai sudah tugas yang telah engkau emban di dunia ini. Sebagaimana pernah Bung Lexy katakan, bahwa politik adalah medan pelayanan yang harus ditekuni bagi kemuliaan Sang Kepala Gerakan Tuhan Yesus Kristus. Kini tanggung jawab itu pun sudah Bung Lexy selesaikan. Tuhan Yesus Kristus sayang Bung Lexy. Ut Omnes Unum Sint,” tulis salah seorang koleganya di akun Face Book.

Informasi jenazah Duta Besar RI untuk Kroasia, Alexander Litaay dijadwalkan tiba di Jakarta pada hari Rabu (29/6/2016). Jika tak ada aral, jenazah politikus PDI Perjuangan itu tiba di Bandara Soekarno-Hatta pukul 18.00 WIB.

Menurut Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto, jenazah Alex telah diberangkatkan dari Zagreb, Kroasia, Selasa (28/6) malam. Setibanya di Bandara Soekarno-Hatta, almarhum akan langsung dibawa ke Gedung Pancasila di Kementerian Luar Negeri untuk prosesi penghormatan terakhir oleh Menlu Retno LP Marsudi pada pukul 20.15 WIB.

“Ada prosesi penghormatan terakhir dan pelepasan oleh Ibu Retno Marsudi ke pihak Keluarga,” ujar Hasto melalui siaran pers ke media Rabu (29/6) dini hari.

Setelah tuntas di Kemenlu, jenazah Alex akan diboyong ke kantor DPP PDIP di Lenteng Agung, Jakarta Selatan untuk disemayamkan. Sedangkan jadwal pemakamannya adalah Kamis (30/6).

“Jenazah disemayamkan di lantor DPP PDI Perjuangan, Lenteng Agung sampai Kamis siang. Ada acara kebaktian dan doa pelepasan pada pukul 10.00 sebelum pemakaman,” tuturnya.

Selanjutnya, DPP partai pimpinan Megawati Soekarnoputri akan menyerahkan jenazah Alex ke keluarganya pada pukul 12.00. Sedangkan pada pukul 13.00 akan ada penghormatan terakhir oleh PDIP sekaligus pelepasan jenazah menuju pemakaman.“Rencananya almarhum akan dimakamkan di San Diego Hills, Karawang pukul 14.00,” ujar Hasto.

Seperti diketahui, Alex meninggal di sebuah rumah sakit di Zagreb pada Mingu (26/6). Sekretaris jenderal pertama di PDIP itu meninggal pada usia 67 tahun setelah sempat mengalami stroke dan koma jelang penghujung April lalu.

Alexander Litaay lahir di Ambon pada 1 Oktober 1948. Diusianya yang ke 67, saat menjabat sebagai Duta Besar Republik Indonesia untuk Negara Kroasia, Bung Lexy—demikian teman-teman akrabnya memanggilnya—menghembuskan nafas yang terakhir di Rumah Sakit di Zagreb, Kroasia pada 26 Juni 2016 karena sakit.

Alex adalah anggota Dewan Perwakilan Rakyat terpilih dari Daerah Pemilihan Maluku. Ia meraih total 43.826 suara dari Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Kabupaten Maluku Tenggara, Kabupaten Kepulauan Aru, Kabupaten Maluku Tengah, Kabupaten Seram Bagian Barat, Kabupaten Seram Bagian Timur, Kabupaten Buru, Kota Ambon, dan Kota Tual.

Di Senayan, Alex aktif sebagai anggota Komisi II bidang Pemerintahan Dalam Negeri, Aparatur Negara, Otonomi Daerah, Agraria. Ia juga tercatat sebagai anggota BKSAP DPR RI, Penasehat Fraksi PDIP DPR, Wakil Ketua Fraksi PDIP MPR RI, serta anggota Sub Komisi Otonomi Daerah DPR RI.

Perjuangan putra pasangan Mezaac J Litaay dan Marthina Hobertina Toisuta ini di kancah politik sudah cukup lama. Setelah melengkapi masa pendidikan dasar di SMP YPK Sorong, Irian Jaya (1962-1965) dan SMA Negeri 1 Ambon (1964-1967), Alexander yang memilih kuliah di Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris FKIP Universitas Pattimura Ambon (1968-1972) aktif berorganisasi.

Di tahun 1969, Alexander menjadi anggota Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Ambon tahun 1969 dan masuk Parkindo Maluku dua tahun kemudian. Jabatan Wakil Ketua BPC GMKI Ambon (1974-1976) dan Sekretaris Pengurus Pusat GMKI Regional Maluku dan Irian Jaya, Ambon (1976-1978) pernah didudukinya. Bersamaan dengan itu ia juga menjabat sebagai Sekretaris Umum Dewan Mahasiswa Unpatti (1974-1978) dan Pengurus KNPI Ambon (1977-1978).

Setelah dari Unpatti (1968-1972), Alexander melanjutkan kariernya ke Jakarta. Ia aktif di GMKI menjadi Sekretaris Bidang Pendidikan Kader Pengurus Pusat GMKI (1978-1980), Ketua Bidang Pembinaan Anggota PP GMKI (1980-1982), Kepala Bidang External PP GMKI (1982-1984), dan Ketua Umum PP GMKI (1984). Di saat yang sama ia menerima jabatan pula sebagai Ketua DPP KNPI hingga tahun 1987.

Periode 1987-1989, ia ini dipercaya sebagai Ketua DPP Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI), yang dilanjutkan dengan posisi Ketua Umum. Dari sinilah Alexander lalu disunting PDI Perjuangan, hingga memberinya jabatan penting sebagai Sekretaris Jenderal dalam dua periode sekaligus yakni 1993-1998 dan 1998-2000.

Dari pernikahannya dengan Maureen Littay M, mantan guru SMA Kristen Ambon (1970-1975) yang fasih berbahasa Inggris dan Belanda ini dikaruniai tiga orang anak yaitu Natasya Alexandra Litaay, Adventya Zamyra Litaay, dan Thomas Mandela Demokrasio Litaay.

Alexander Litaay dilantik Presiden Joko Widodo sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Republik Kroasia, pada tanggal 13 Januari 2016.(JR)

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You may also like

Kisruh Dugaan Kecurangan Pemilihan Rektor Universitas Negeri Makassar

Tim Inspektorat Jenderal (Itjen) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset