Presiden Jokowi Tak Kunjung Muncul, Hari Keenam Aksi di Jakarta, Periksa Kesehatan Buruh PT Pelindo I Makan dan Menginap di Tenda Polisi, Trotoar dan Halte Bus Seberang Istana

Presiden Jokowi Tak Kunjung Muncul, Hari Keenam Aksi di Jakarta, Periksa Kesehatan Buruh PT Pelindo I Makan dan Menginap di Tenda Polisi, Trotoar dan Halte Bus Seberang Istana

- in DAERAH, HUKUM, NASIONAL, POLITIK
511
0
Presiden Jokowi Tak Kunjung Muncul, Hari Keenam Aksi di Jakarta, Periksa Kesehatan Buruh PT Pelindo I Makan dan Menginap di Tenda Polisi, Trotoar dan Halte Bus Seberang Istana.

Sudah enam hari ratusan buruh PT Pelindo I Belawan-Medan masih melanjutkan aksinya di depan Istana Negara. Para buruh yang tergabung dalam Pengurus Komisariat Serikat Buruh Sejatera Indonesia (PK SBSI) Kopkarpel UPTK Belawan-Pelindo I dari Federasi Industri, Kesehatan, Energi dan Pertambangan Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (FIKEP SBSI) Medan itu hendak menemui Presiden Joko Widodo mengadukan nasib mereka.

 

Jumat (03/03/2017), para buruh tetap menggelar aksi di depan Istana, menggelar orasi-orasi, meminta Presiden Joko Widodo menerima mereka dan segera menyelesaikan persoalan yang mereka hadapi.

 

Koordinator Lapangan Aksi, Arsula Gultom mengatakan, sudah dua hari ini para buruh menginap di depan Istana. Mereka menumpang tidur di bawah tenda milik Kepolisian, di trotoar dan di halte bus yang berada di dekat Monumen Nasional (Monas) yang di depan Istana Negara. Meski dalam beberapa hari ini Jakarta sering turun hujan, para buruh itu tidak surut dari aksinya, mau ketemu Presiden Jokowi.

 

Bahkan sehari sebelumnya, sejumlah buruh peserta aksi mengeluhkan kena serangan sakit. Di hari keenam ini, tim medis dari Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi datang ke lokasi dan memeriksa kesehatan satu per satu para buruh.

 

“Kami berterimakasih, karena Menaker mengirimkan tim medis memeriksa kesehatan kami,” ujar Arsula Gultom.

 

Selain itu, aksi mereka tetap berlanjut, dan pada malam hari, para peserta aksi tidur menghampar di trotoar di seberang Istana Negara dan di bawah tenda milik petugas Kepolisian yang bertugas di sekitar Monas.

 

“Petugas Kepolisian juga baik sama kami. Kami tidur di bawah tenda milik polisi, bahkan bahan makanan terkadang dibagi Polisi ke kami untuk makanan kami,” ujarnya.

 

Arsula Gultom berharap, Presiden Joko Widodo menyempatkan waktunya menilik dan menerima ratusan buruh PT Pelindo I Belawan-Medan yang sudah datang ke Jakarta dengan berjalan kaki atau long march sejak Jumat 20 Januari 2017 lalu itu.

 

Sampai saat ini, lanjut Arsula, pihak Kementerian BUMN dan PT Pelindo tidak mau peduli dengan nasib mereka. Bahkan, lanjut dia, dengan sengaja pihak PT Pelindo I dan Kementerian BUMN malah menyuruh orang-orang bayaran untuk menggembosi gerakan damai dan aksi menuntut hak mereka.

 

“Ada sejumlah orang dan beberapa orang yang mengaku pengurus di Serikat Pekerja PT Pelindo I dan Serikat Pekerja BUMN Bersatu menggembosi aksi kami, dengan menyampaikan hal-hal yang mencoba mendiskreditkan kami. Kami tidak akan bergeming. Sebab kami benar, mereka yang salah dan tidak peduli sampai saat ini kepada kami,” tutur Arsula.

 

Arsula Gultom menegaskan, mereka akan bertahan di depan Istana Negara karena sampai saat ini pemerintah tidak perduli dengan apa yang mereka alami.

 

“Kami bertahan di sini karena pemerintah tidak memperhatikan kami dan membiarkan kami seperti ini,” kata Arsula.

 

Aksi jalan kaki atau long march yang dilakukan sejak Jumat 20 Januari 2017 dari Kota Medan hingga tiba di Jakarta, telah ditempuh selama 40 hari dan melewati jarak hingga 2000 kilometer. Aksi ini baru pertama kali memecahkan rekor sebagai aksi buruh yang berjalan kaki terpanjang dalam sejarah perburuhan di Indonesia, hingga kini.

 

Selain mengadukan nasib mereka, lanjut Arsula Gultom, buruh PT Pelindo I Medan itu juga hendak menagih janji Nawacitanya Jokowi kepada buruh ndi Pilpres 2014 lalu.

 

Di situasi saat ini, diakui Arsula, buruh itu sedang membutuhkan bantuan sembako agar mereka bisa bertahan di ibukota Jakarta.

 

“Kami tidak akan pulang sebelum permintaan kami dikabulkan. Selama aksi, kami makan tidak teratur karena makanan kami tidak cukup. Tidurpun tidak teratur karena tempat tidak ada,” kata Arsula.

 

Sekjen DPP SBSI Andi Naja FP Paraga menyampaikan, dalam pertemuan DPP SBSI dengan Menaker Kamis (02/03/2017),  Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri berjanji akan segera menyelesaikan persoalan yang sedang dihadapi buruh PT Pelindo I yang sedang melakukan aksi di depan Istana Negara itu.

 

Dan, sementara ini, kata Andi, pihak Kemenaker juga menurunkan Tim Medis untuk mengecek kondisi fisik dan kesehatan para buruh.

 

“Pihak Kemenaker mengirimkan tim medis ke kantor DPP SBSI untuk melakukan pemeriksaan kesehatan para buruh. Dan juga kemenaker memberikan bantuan logistik berupa bahan makanan bagi para buruh yang masih aksi,” tutur Andi.

 

Selama menggelar aksi, lanjut dia, pihak aparat kepolisian pun kooperatif dan banyak membantu para buruh. “Kami berterimakasih banyak karena dijaga dan dibantu oleh Kepolisian,” pungkasnya.(JR)

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You may also like

Kisruh Dugaan Kecurangan Pemilihan Rektor Universitas Negeri Makassar

Tim Inspektorat Jenderal (Itjen) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset