Diusir Perawat Rumah Sakit Tentara, Mengadu Ke Presiden Jokowi; Komandan Koramil di Simalungun, Kapten Leo Ngamuk di Kantor BPJS

Diusir Perawat Rumah Sakit Tentara, Mengadu Ke Presiden Jokowi; Komandan Koramil di Simalungun, Kapten Leo Ngamuk di Kantor BPJS

- in DAERAH, EKBIS, HUKUM, NASIONAL, POLITIK
627
0
Diusir Perawat Rumah Sakit Tentara, Mengadu Ke Presiden Jokowi, Komandan Koramil di Simalungun, Kapten Leo Ngamuk di Kantor BPJS.

Komandan Komando Rayon Militer (Koramil) 10 Balimbingan Kodim 02/07 Simalungun, Kapten Infantri Leo Sianturi mengamuk di depan Kantor Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan) Kota Pematang Siantar, Sumatera Utara.

Kejadian itu terjadi pada Jumat (25/01/2019) siang. Kapten Leo Sianturi mengaku diusir dan ditolak oleh pihak rumah sakit karena tidak memiliki anggota keluarga yang bertanggungjawab menjaganya.

Amukan Komandan Koramil 10 Balimbingan ini terekam wartawan dan tersebar menjadi viral di media. “Diopname, tidak bisa. Tolong saya. Saya tentara dari masyarakat, dan akan kembali ke masyarakat. Sakit hati saya, tidak dilayani di rumah sakit tentara,” teriak Kapten Leo Sianturi dalam, video yang tersebar.

Dalam video, Kapten Leo Sianturi, menyebut dirinya pernah bertugas ke Timor-Timur, Aceh dan hampir seluruh Indonesia.

Dengan dibopong pakai kursi roda, Kapten Leo menunjukkan kaki kanannya sedang dibalut perban. Dia mengaku tidak dilayani pihak rumah sakit.

Saya seorang perwira, tidak berfungsi perwira. Saya sakit mau diopname, tidak bisa di rumah sakit tentara. Tidak ada artinya angkatan darat di rumah sakit. Di rumah sakit tentara pelayanan tidak bagus,” ujarnya.

Dia pun mengadukan nasibnya kepada Penglima TNI dan Presiden Joko Widodo. “Tolong Panglima, tolong saya, saya prajurit, saya tidak dihargai, Panglima TNI, Panglima Angkatan Darat, Panglima Kodam 1, Pak Presiden, tolong saya, saya sakit,” teriaknya.

Setelah dari BPJS, Kapten Leo pindah ke Rumah Sakit Swasta Vita Insani Pematang Siantar. Di BPJS, ia mengurus berkas perpindahan dari peserta BPJS TNI ke masyarakat biasa. Menurut Kapten Leo, dirinya diusir oleh perawat di Rumah Sakit Tentara Pematang Siantar, dikarenakan tidak ada anggota keluarga yang menjaganya.

Ia mengatakan perawat mengusirnya karena dalam posisi sendiri.

“Saya sedang makan kerupuk disampaikan kenapa makan kerupuk pak. Nasi saya di sana gimana saya mengambil. Istri kemana pak, kata perawat itu. Kalau kita dirawat kan gak perlu ditanya istri dan anak berpa. Lalu kata perawat itu, pak kalau dirawat di sini gak ada yang jaga, gak boleh,” ujarnya, setibanya di Rumah Sakit Vita Insani.

Karena mengalami pengusiran dari Rumah Sakit Tenara, kapten Leo berpindah berobat ke Rumah Sakit Vita Insani. Ia pergi menggunakan inpus dengan menggunakan angkutan umum.

“Karena saya marah-marah dan menunjukkan baju dinas tentara saya, mereka minta maaf. Ada satu utusan mereka yang minta maaf sama saya. Saya gak mau,” ujar Sianturi.

Kapten Leo merasa pelayanan di Rumah Sakit TNI tidak memberikan pelayanan baik kepada siapapun. “Perwira saja digitukan. Apalagi masyarakat biasa, bisa mati. Pelayanan rumah sakit tentara sangat mengecewakan. Padahal itu katanya untuk dilayani. Nyatanya saya masih aktif, ternyata pelayanan tidak bagus,” bebernya.

Kapten Leo menjelaskan, dirinya masuk ke Rumah Sakit TNI pada Kamis (24/1/2019) sekitar pukul 11.30 WIB siang. Ia mulai dioperasi mulai pukul 14.00WIB.

“Kebetulan istri saya sedang persiapan untuk serah terima jabatan Dandim. Makanya, saya sendiri yang ke rumah sakit. Kalau untuk pelayanankan gak perlu tannya istri dan anak dimana yang penting melayani,” ujarnya.

Kepala Rumah Sakit (Karumkit) TNI Kota Pematang Siantar, Mayor dr Hadi, mengakui ada ketersinggungan komunikasi yang terjadi Antara Kapten Leo Sianturi dengan perawat. Ketersinggungan itulah yang membuat Kapten Leo Sianturi marah.

Dalam Konperensi pers yang digelar, Mayor dr Hadi menjelaskan, Kapten Leo terlalu sensitif saat disinggung tentang istri dan anaknya.

“Dia marah saat ditanya tentang istrinya. Kalau perawat bertanya seperti itu kan biasa. Gak ada permasalahan apa-apa. langsung keluar dia bawa infus. Dia terlalu sensitif,” ujarnya mayor Hadi.

Namun, dia membantah pelayanan tidak bagus. Mayor Hadi juga membantah adanya pengusiran terhadap Kapten Leo. Saat disinggung apakah boleh dirawat di Rumah Sakit TNI tanpa ada keluarga yang menjaga, dr Hadi mengatakan tidak masalah. Namun, ia mengatakan kalau boleh ada yang menjaga.

“Masyarakat umum saja kita layani dengan baik, apalagi kalau pasien adalah anggota aktif. Kami tidak pernah mengusir. Tidak mungkinlah diusir dan diterlantarkan. Kalau sakit ya kalau boleh ada yang menjagalah. kalau memang tak ada kita kan bisa ekstra menjaga,” tuturnya.

Perawat yang menjaga Kapten Leo Sianturi hari itu, mengaku dirinya menanyakan persoalan siapa yang menjaga kapten di rumah sakit.

“Saya memang menanyakan, apakah ada isteri atau anak yang menjaga. Pak Siaturi mengatakan lagi ada persoalan dengan isterinya. Dari situ jadi tersinggung. Pak Sianturi turun dari tempat tidur dan mengambil tongkat dan pergi. Saya minta maaf atas ketersinggungan jika karena saya menanyakan siapa yang akan menjaganya,” tuturnya.

Sekretaris Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan) Irfan Humaidi menyampaikan, persoalan itu sudah dibantah oleh pihak Rumah Sakit Tentara Kota Pematang Siantar. Irfan juga mengatakan, persoalan itu kini sudah ditangani. “Sudah diurus di sana,” ujar Irfan.(JR)

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You may also like

Hakim ‘Gemes’ di Sidang Bongkar Kejahatan Biksu Perempuan dan Keluarganya pada PN Jakarta Utara

Persidangan kasus pidana dengan Nomor Perkara 246/Pid.B/2024, di