Penyelanggara Jaminan Sosial perlu menggalakkan jaminan sosial berbasis masyarakat desa.
Masyarakat Peduli Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (MP BPJS) mendorong lahirnya Penggerak Jaminan Sosial Ketenagakerjaan.
Koordinator Nasional Masyarakat Peduli BPJS (Kornas MP BPJS) Hery Susanto mengatakan, BPJS Ketenagakerjaan menargetkan merekrut 10 ribu agen Penggerak Jaminan Sosial Nasional (Perisai) hingga akhir tahun 2018.
‘Agen Perisai tersebut akan bergerak laiknya tenaga pemasaran agen asuransi dalam menjaring peserta, dalam hal ini peserta Jaminan Sosial Ketenagakerjaan,” kata Hery Susanto, dalam Seminar Membangun Penggerak Jaminan Sosial Berbasis Masyarakat Desa, di Hotel Sutan Raja, Cirebon (12/4).
Dia menuturkan, agen Program Penggerak Jaminan Sosial Nasional (Perisai) merupakan inovasi BPJS Ketenagakerjaan untuk memperluas cakupan kepesertaan dan perlindungan kepada tenaga kerja.
Program ini bertujuan sekaligus untuk menjaga kesinambungan iuran dari pekerja informal atau Bukan Penerima Upah (BPU), termasuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Melalui acara ini KORNAS MP BPJS menganugerahkan MP BPJS Award untuk kader peduli jaminan sosial ketenagakerjaan, desa peduli jaminan sosial dan mahasiswa peduli jaminan sosial.
“Mereka turut meningkatkan kepesertaan BPJS TK khususnya di wilayah III Cirebon. MP BPJS Cirebon telah merekrut 2000 peserta BPJS TK pekerja informal dan mendapatkan gratis 3 bulan untuk program jaminan kematian (JKM) dan jaminan kecelakaan kerja (JKK),” kata Hery Susanto.
MP BPJS sekaligus memberikan Penghargaan kepada Kepala Desa Bojong Kulon (Kecamatan Susukan), Kepala Desa Kaliwedi Lor (Kecamatan Kaliwedi), Kepala Desa Astana (Kecamatan Gunung Jati), dan Kepala Desa Mertapada Wetan (Kecamatan Astana Japura) sebagai Desa Peduli Jaminan Sosial Ketenagakerjaan.
BEM Kampus Universitas Muhammadiyah Cirebon sebagai Mahasiswa Peduli Jaminan Sosial Ketenagakerjaan. Dan memberikan penghargaan kepada 8 orang kader MP BPJS Cirebon sebagai Kader Penggerak Jaminan Sosial Ketenagakerjaan.
Kabid Kesejahteraan Sosial BKPP Pemprov Jabar Andi Mahidi mengatakan, kegiatan ini diharapkan mampu menjawab ketidakpahaman warga tentang program BPJS Ketenagakerjaan.
“Sehingga dengan meningkatnya pemahaman warga akan muncul minat untuk berperanserta mengikuti program BPJS Ketenagakerjaan,” ujarnya.
Andi Mahadi menambahkan, ada tiga faktor yang mendukung keberhasilan program jaminan sosial ketenagakerjaan. Pertama, harus ada kemauan politik dari pemerintah baik pusat maupun daerah dalam mendukung program BPJS ketenagakerjaan; melalui kebijakan yang mendukung implementasi program BPJS ketenagakerjaan.
Kedua, memiliki independensi kewenangan hukum dengan sinkronisasi dan koordinasi kebijakan yang mendukung program BPJS ketenagakerjaan; dan ketiga, peran serta masyarakat dengan gotong royong.
“Kami mendukung langkah MP BPJS yang bekerjasama dengan BPJS Ketenagakerjaan untuk meningkatkan kepesertaan BPJS ketenagakerjaan khususnya di wilayah Cirebon,” kata Andi Mahadi.
Kabag Keuangan BPJS Ketenagakerjaan Cirebon, Gunara mengatakan, tahun 2018 BPJS Ketenagakerjaan menargetkan jumlah kepesertaan aktif dari BPU sebanyak 2,4 juta atau naik dibandingkan tahun lalu, yaitu 1,7 juta peserta.
Dikatakan dia, sistem keagenan dalam BPJS Ketenagakerjaan mengadopsi konsep Sharoushi dan Jimmikumiai dari Jepang.
“Kemudian, konsep ini disempurnakan dengan pemanfaatan teknologi informasi berbasis digital demikemudahan operasional, serta meminimalisir risiko terjadinya penyelewengan (fraud),” kata Gunara.
Gunara menambahkan, implementasi Perisai didukung oleh Bank CIMB Niaga dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk untuk memastikan transaksi keuangan.
Para agen Perisai bekerja lewat telepon seluler mereka dalam mengakuisisi peserta dankinerjanya terpantau real time oleh BPJS Ketenagakerjaan.
Saat ini, lanjut dia, tercatat 1.300 agen Perisai telah berhasil mengakuisisi 54 ribu pekerja menjadi peserta. BPJS Ketenagakerjaan membutuhkan paling sedikit 150 ribu agen Perisai ke depan.
“BPJS Ketenagakerjaan terbuka kepada masyarakat yang ingin bergabung menjadi bagian dari Perisai. Cukup mendaftarkan diri melalui kantor cabang BPJS Ketenagakerjaan,” ujar Gunara.
Agen Perisai tersebut nantinya akan mendapatkan insentif atas setiap akuisisi dan pembayaran iuran yang dilakukan oleh peserta. Insentif yang dijanjikan berupa uang tunai Rp. 500 ribu untuk 50 perserta baru dan 7,5 persen dari iuran yang dibayarkan oleh peserta.
Koordinator Cabang MP BPJS Cirebon Fitrah Malik mengatakan dengan hadirnya Program Perisai dari BPJS Ketenagakerjaan penting untuk mengembangkan kewirausahaan berbasis jaminan sosial dan memperkuat ekonomi kerakyatan.
Fitrah menjelaskan, Posko Pendaftaran Peserta BPJS Ketenagakerjaan yang dibentuk kader MP BPJS Cirebon, dirubah menjadi Rumah Perisai yang dikelola kader MP BPJS di pedesaan. Wilayah pedesaan merupakan basis pekerja informal dan UMKM yang masih belum banyak mendapatkan perlindungan dan jaminan sosial.
“Kami akan terus mendorong kinerja dari Penggerak Jaminan Sosial dengan Berbasis Masyarakat Desa untuk peningkatan kepesertaan BPJS TK,” pungkasnya.
Penghargaan MP BPJS Award untuk Kader Penggerak Jaminan Sosial Ketenagakerjaan, Desa peduli Jaminan Sosial Ketenagakerjaan, dan Mahasiswa Peduli Jaminan Sosial Ketenagakerjaan.(JR)